Ubah Lemak Tubuh Jadi Otot dengan Benar
Olahraga bisa mengubah tumpukan lemak dalam tubuh hilang dan bisa jadi otot asal dilakukan dengan trik yang benar.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olahraga bisa mengubah tumpukan lemak dalam tubuh hilang dan bisa jadi otot asal dilakukan dengan trik yang benar.
Angkat beban dan crossfit misalkan, dua jenis olahraga yang bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan raga.
Baca juga: Pemain AS Roma Panen Cedera Otot, Kecurigaan Mengarah ke Orang Dalam Giallorossi
Meskipun terlihat sama, kedua jenis olahraga tersebut memiliki teknik dan karakteristik yang berbeda.
“Angkat beban berfokus pada pembentukan massa otot pada area tubuh tertentu, sedangkan crossfit adalah jenis olahraga yang berfokus pada gerakan fungsional intensitas tinggi yang mencakup gerakan aerobik (melatih jantung dan pembuluh darah, red), sekaligus gerakan anaerobik (membangun kekuatan otot, red),” ujar Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, dalam live Instagram @ptkalbefarmatbk.
Ia menjelaskan, angkat beban terfokus pada satu atau beberapa bagian otot tubuh saja, yang dilakukan terus menerus hingga massa otot bertambah pada area itu dan bentuk tubuh yang ditargetkan tercapai.
Sedangkan crossfit lebih berfokus melatih semua gerakan pada satu sesi latihan, dengan tujuan untuk memperkuat endurance, fleksibilitas, pembentukan tubuh, dan juga penurunan berat badan.
Baca juga: Sering Angkat Beban Terlalu Berat dan Obesitas Jadi Faktor Pemicu Wasir
Menurut American Pediatric Academy, olahraga beban bisa dilakukan sejak usia 7-8 tahun, dengan pengawasan orang dewasa dan lebih direkomendasikan dengan berat yang menggunakan berat badan sendiri.
“Hindari penggunaan mesin di gym karena setting-nya biasanya tidak cocok untuk anak, sehingga rawan cedera," kata dia.
“Lansia juga dianjurkan untuk melakukan olahraga angkat beban karena bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang dan kekuatan sendi, sehingga menurunkan risiko osteoporosis dan osteoarthritis. Bagi lansia, lakukan 30 menit olahraga aerobik lima kali seminggu dan dua kali olahraga angkat beban yang melatih semua otot secara terjadwal,” tutur dr. Dedy.
Dokter Dedy menjelaskan bahwa asupan nutrisi juga penting diperhatikan oleh pegiat olahraga.
Asupan nutrisi yang baik adalah yang memenuhi keragaman gizi dan cukup asupan kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan berat badan ideal.
Selain itu kurangi asupan gula, garam, lemak jenuh dan pangan olahan, serta menghindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak trans.
Berbicara suplemen nutrisi, saat ini dikenal istilah suplemen nutrisi pre-workout.