Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dokter Hasto Minta Pemda Fokus Alokasikan Anggaran untuk Masalah Stunting dan Ibu Hamil

Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) meminta jajarannya untuk lebih fokus mengalokasikan anggaran 2024 untuk masalah ibu dan anak.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dokter Hasto Minta Pemda Fokus Alokasikan Anggaran untuk Masalah Stunting dan Ibu Hamil
BKKBN
Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) meminta jajarannya untuk lebih fokus mengalokasikan anggaran 2024 untuk masalah ibu dan anak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) meminta jajarannya untuk lebih fokus mengalokasikan anggaran 2024 untuk masalah ibu dan anak.

Selain itu, ia berharap pemda mencermati permasalahan tinggi yang terjadi didaerah masing-masing.

Baca juga: Konsultan Nustrisi Bicara Cara Mencegah Stunting pada Anak, Ini Sarannya




"Pertemuan malam ini selain merencanakan anggaran dengan baik, lebih presisi, juga karena stunting menjadi bagian penting. Saya minta di provinsi-provinsi lain silahkan nanti mengurai sendiri, tetapi cermatilah di provinsi masing-masing mana Tofal Fertility Rate (TFR) yang tertinggi. Supaya alokasi anggaran untuk kegiatan visiting ke daerah juga difokuskan kepada daerah-daerah yang permasalahannya tinggi," ujar dokter Hasto Senin malam (18/09/2023), di Semarang.

Seperti Wonosobo, Pekalongan, Banjarnegara yang jumlah anaknya relatif lebih banyak dibanding kota/kabupaten lain di Jawa Tengah.

"Cermatilah mana yang problemnya agak tinggi, itu diberikan prioritas," tutur dokter Hasto.

Berdasarkan Pendataan Keluarga tahun 2022, BKKBN berhasil menurunkan TFR atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur/reproduksinya menjadi 2,14 pada tahun 2022 dari target 2,21.

BERITA TERKAIT

Dalam kerangka program percepatan penurunan stunting, dokter Hasto meminta anggaran balai penyuluh kalau bisa dialihkan kepada kegiatan pra nikah karena dinilai sangat efektif mencegah lahirnya bayi stunting baru.

Baca juga: Kepala BKKBN Dorong Masyarakat Konsumsi Ikan Lele untuk Mencegah Stunting

"Yang nikah itu perlu perhatian. Kalau ada anggaran balai penyuluh agar diarahkan kepada kegiatan pra nikah. Calon pengantinnya (catin) periksa Hb, lingkar lengan. Kalau bisa begitu," kata dia.

Menurut dia, dengan begitu kepala kantor Kementerian Agama agak terbantu lantaran anggaran untuk penyuluhan pra nikah dari kantor Kementerian Agama terbatas. Hanya mampu 30 persen.

Ia memaparkan, ada 545 ribu kelahiran di Jawa Tengah per tahun, dengan jumlah pernikahan sekitar 273 ribu.

Potensi pasangan yang hamil di tahun pertama pernikahan sekitar 80 persen.

Melihat data di atas, dokter Hasto mengatakan, Jawa Tengah harus bisa mencegah stunting.

Wanita yang hamil dipastikan sehat, tidak anemi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas