Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cegah Keparahan Skoliosis dengan Terapkan 3 Tips dari Dokter Spesialis Ortopedi Berikut Ini

Skoliosis ini biasanya menimbulkan keluhan ringan, tetapi dapat berkembang menjadi lebih parah seiring bertambahnya usia.

Penulis: Irma Rahmasari
zoom-in Cegah Keparahan Skoliosis dengan Terapkan 3 Tips dari Dokter Spesialis Ortopedi Berikut Ini
Freepik
Ilustrasi seseorang yang mengalami skoliosis 

TRIBUNNEWS.COM, KESEHATAN - Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr Phedy, Sp.OT (K) Spine bagikan tips untuk mencegah keparahan skoliosis.

Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk punggung melengkung seperti huruf C atau S.

Skoliosis ini biasanya menimbulkan keluhan ringan, tetapi dapat berkembang menjadi lebih parah seiring bertambahnya usia.

Jika kondisi skoliosis tidak segera ditangani, lengkungan skoliosis yang sangat parah dapat menimbulkan kerusakan sendi dan nyeri berkepanjangan.

Baca juga: dr Phedy Kenalkan Teknologi Baru Pengobatan Skoliosis, Dinilai Dapat Mempercepat Masa Pemulihan

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr Phedy, Sp.OT (K) Spine bagikan tips untuk mencegah keparahan skoliosis dalam tayangan YouTube Kompas TV yang dilansir TribunHealth.

Tips Mencegah Keparahan Skoliosis

1. Mengenali skoliosis sejak dini

BERITA REKOMENDASI

dr Phedy imbau kepada para orangtua yang memiliki anak remaja agar memperhatikan kesehatan dan kondisi tulang pada anak.

Jika Anda memiliki anak perempuan, dr Phedy sarankan untuk melakukan pemeriksaan punggung pada usia 10 tahun dan 13 tahun.

Sedangkan jika Anda memiliki anak laki-laki, dr Phedy sarankan untuk melakukan pemeriksaan punggung pada usia 12 tahun dan 14 tahun.

"Cara pemeriksaannya gampang dan orangtua bisa melakukannya sendiri dengan cara anak disuruh membungkuk."

"Anak disuruh membungkuk ke depan kemudian orangtua menilai punggung sisi kiri dan punggung sisi kanan, apakah punggung tersebut sama tinggi atau tidak. Pemeriksaan punggung dapat dilakukan pada punggung bagian atas dan bawah."


"Kalau ternyata punggung anak tidak sama tinggi atau ada salah satu sisi tidak sama tinggi, maka harus diwaspadai karena itu bisa menjadi tanda dari skoliosis."

"Jika sudah menemukan hal ini, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter ortopedi bagian tulang belakang untuk memastikan apakah itu skoliosis atau bukan," jelas dr Phedy.

Baca juga: Penderita PCOS Wajib Tahu! Terapkan 5 Tips Ini untuk Mencegah Penderita PCOS Mengidam Makanan

Ilustrasi seseorang yang mengalami skoliosis
Ilustrasi seseorang yang mengalami skoliosis (Freepik)

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Sebut Minum Air Es Berbahaya untuk Ginjal, Berikut Cara Minum yang Benar

2. Mengobati sejak dini

Setelah mengenali skoliosis sejak dini, kemudian harus segera dilanjutkan dengan pengobatan sejak dini pula.

Pasalnya, jika skoliosis yang sudah diketahui sejak dini dibiarkan begitu saja, kondisi skoliosis tersebut dapat berkembang menjadi semakin parah.

"Jadi kalau sudah dikenali kemudian dibiarkan begitu saja, seiring berjalannya waktu skoliosis tersebut bisa semakin parah," ungkap dr Phedy.

Selain itu, dr Phedy tegaskan jika pengobatan skoliosis juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena tidak semua dokter dapat menangani permasalahan skoliosis.

"Pengobatan skoliosis juga tidak boleh dilakukan sembarangan, karena tidak semua dokter dapat menangani skoliosis."

"Oleh karena itu, saya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kepada dokter ortopedi spesialis tulang belakang."

"Di Indonesia sendiri, sudah ada lebih dari 200 dokter ahli Spine, jadi hampir di semua kota besar itu ada," terang dr Phedy.

Baca juga: dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips Kecilkan Perut Buncit, Terapkan Ini Setiap Hari untuk Hasil Maksimal

3. Konsumsi vitamin D

dr Phedy menjelaskan, menurut penelitian yang ada, seseorang yang kekurangan vitamin D dapat berisiko mengalami skoliosis semakin berat.

Perburukan skoliosis lebih besar terjadi pada orang yang kekurangan vitamin D dibandingkan orang dengan vitamin D yang cukup.

"Kalau skoliosis terlambat ditangani akan menjadi susah dan itu tergantung seberapa terlambatnya."

"Kalau sudut skoliosis dibiarkan hingga diatas 45 derajat, maka pilihan yang dapat dilakukan hanyalah dengan operasi."

"Operasi itupun risikonya sangat berpengaruh terhadap sudutnya, kalau sudutnya sudah mencapai diatas 100 derajat, operasi akan semakin susah, pemulihan lama, dan risikonya besar."

"Oleh karena itu pentingnya mengenali secara dini dan mengobati secara dini pula."

"Untuk aktivitaas yang harus dihindari untuk mencegah skoliosis itu tidak ada ya, karena memang skoliosis sendiri bisa terjadi karena bawaan dari lahir," tutur dr Phedy.

Baca juga: 5 Tips Mudah Merawat Eksim dari Rumah: Perhatikan Penggunaan Sabun Mandi hingga Pelembap

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr Phedy, Sp.OT (K) Spine dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunnews.com/IR)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas