Anemia Defisiensi Besi Bisa Jadi Gejala Tunggal Pada Kondisi Alergi Susu Sapi
Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, sehingga jumlah sel darah merah mengalami penurunan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anemia defisiensi besi bisa saja menjadi gejala tunggal pada kondisi alergi susu sapi.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis gizi klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia dr Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK.
"Anemia defisiensi besi bisa saja menjadi gejala tunggal pada kondisi alergi susu sapi," ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (23/9/2023).
Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, sehingga jumlah sel darah merah mengalami penurunan.
Ia pun memaparkan data yang menyatakan jika satu dari tiga anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun, masih mengalami anemia.
Baca juga: Didiagnosis Idap Penyakit Langka Anemia Aplastik, Babe Cabita Sempat Drop Kepikiran akan Meninggal
Selain itu, pada salah satu penelitian di 2017, anak di bawah 4 tahun yang mengalami defisiensi besi ternyata sebanyak 13,7 persen nya mengalami alergi protein susu sapi.
"Sehingga kita juga perlu mempertimbangkan ketika menemui seorang anak dengan anemia defisiensi besi. Apakah ada kemungkinan alergi susu sapi atau tidak," paparnya lagi.
Lebih lanjut dr Juwalita pun menekankan pentingnya zat besi bagi anak.
Karena kebutuhan zat besi ini memang akan meningkat selama dua periode kritis.
Yaitu pada masa kanak-kanak awal dan masa remaja.
"Nah dalam dua periode kritis, kebutuhan zat besi amat meningkat. Terutama pada periode anak-anak awal, zat besi berperan penting untuk perkembangan sistem saraf pusat," tuturnya.
Zat besi penting pada masa prenatal, anak tersebut lahir sampai usia 2 tahun.
Kebutuhan ini penting untuk perkembangan anak dan pemenuhan kebutuhan nutrisi.