Tips Aman dan Mudah Menyapih Bayi, Terapkan 6 Hal Ini Bayi Akan Tetap Nyaman Saat Disapih
Untuk menyapih bayi, perlu melakukan strategi yang tepat agar bayi nyaman saat disapih. Berikut beberapa strategi yang dapat Bunda terapkan.
Penulis: Irma Rahmasari
TRIBUNNEWS.COM, KESEHATAN - Ibu yang siap menyapih bayinya atau mengurangi frekuensi menyusui mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mempermudah proses menyapih bayi.
Menyapih membutuhkan waktu, terutama bila bayi telah disusui dalam jangka waktu yang lama.
Untuk menyapih bayi, perlu melakukan strategi yang tepat agar bayi nyaman saat disapih.
Melansir Medical News Today, strategi berikut dapat membantu ibu dan bayinya menyesuaikan diri dengan rutinitas pemberian makan yang baru dan mengelola stres atau ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan oleh transisi ini.
Baca juga: 8 Tips Ampuh Kurangi Asupan Gula, Efektif Mencegah Sederet Penyakit Ini, Salah Satunya Diabetes
1. Ketahui kapan harus berhenti
Wanita tak perlu berhenti menyusui jika belum siap, dan tidak perlu melanjutkan menyusui jika sudah merasa cukup.
Meskipun demikian, beberapa pedoman sederhana dapat membantu para ibu menentukan apakah mereka ingin terus menyusui bayinya.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya.
Makanan padat dapat diperkenalkan sekitar usia 6 bulan.
Setelah itu, pemberian ASI dapat dilanjutkan selama 1 tahun, atau selama ibu dan bayi berkehendak untuk melanjutkannya.
Bayi berusia di atas satu tahun terutama menggunakan ASI sebagai makanan tambahan, sumber kenyamanan, dan untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
Wanita terkadang mempertimbangkan untuk berhenti menyusui karena rasa sakit, pembengkakan payudara, tekanan sosial, atau ketakutan bahwa bayinya tidak mendapatkan cukup ASI.
Wanita yang ingin terus menyusui, namun mengkhawatirkan masalah ini, harus berkonsultasi dengan dokter atau spesialis menyusui.
Baca juga: Penderita PCOS Wajib Tahu! Terapkan 5 Tips Ini untuk Mencegah Penderita PCOS Mengidam Makanan
2. Pastikan nutrisi cukup
Wanita yang menyapih bayi kurang dari 1 tahun harus mengganti ASI dengan susu formula atau ASI donor.
Bayi berusia lebih dari 6 bulan masih memerlukan susu formula atau ASI donor, namun juga dapat beralih ke makanan padat sesuai dengan usianya.
Anak-anak berusia kurang dari 1 tahun tidak boleh diberikan susu sapi, susu kedelai, atau produk serupa lainnya.
Bayi yang mengonsumsi makanan padat membutuhkan protein, zat besi, dan nutrisi lain yang cukup.
Jika khawatir, orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter anak mengenai keseimbangan nutrisi yang tepat dan asupan kalori harian yang ideal.
Beberapa bayi mungkin memerlukan multivitamin atau suplemen lain, terutama jika mereka tidak mendapatkan cukup zat besi atau vitamin D.
Baca juga: Tak Hanya Turunkan Kolesterol, Berikut Seredet Manfaat Konsumsi Seledri untuk Kesehatan
3. Hilangkan pemicu stres
Beberapa bayi mudah disapih, sementara beberapa lainnya susah disapih.
Merencanakan masa transisi yang sulit dapat membantu mempermudah proses penyapihan.
Melakukannya secara perlahan juga dapat membantu mencegah stres pada ibu dan bayi.
Seorang wanita dapat mencoba memilih waktu ketika tidak ada pemicu stres yang signifikan, seperti tenggat waktu kerja atau liburan yang tertunda.
Jika memungkinkan, ada gunanya meluangkan waktu ekstra bersama bayi, karena mereka terkadang merasa cemas atau melekat saat disapih.
Orang tua harus merencanakan proses penyapihan yang memakan waktu beberapa minggu.
Jika bayi perlu disapih pada tanggal tertentu, ada baiknya memulai prosesnya sejak dini.
4. Menyapih pada malam hari
Ketika mereka berusia antara 6 bulan dan 1 tahun, kebanyakan bayi lebih jarang menyusu pada malam hari.
Proses ini, yang dikenal sebagai penyapihan malam hari, dapat membantu ibu mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan.
Hal ini juga berarti bahwa perempuan dapat menyusui lebih lama, karena lebih sedikit pemberian ASI di malam hari dapat membantu ibu menyusui dengan nyaman di siang hari.
Baca juga: Kaya Akan Serat, Berikut Manfaat Chia Seed untuk Kesehatan, Termasuk Melancarkan Pencernaan
5. Kurangi sesi menyusui secara perlahan
Anda mungkin tergoda untuk berhenti menyusui sekaligus, namun hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri pada puting, dan tekanan psikologis pada ibu dan bayi.
Strategi yang lebih mudah adalah dengan mengurangi sesi menyusui secara perlahan selama beberapa minggu.
Mulailah dengan sesi yang tampaknya paling tidak penting bagi bayi atau sesi di mana bayi makan paling sedikit.
Beri bayi waktu beberapa hari untuk menyesuaikan diri sebelum menghentikan sesi menyusui berikutnya.
Ulangi proses ini untuk menghilangkan setiap sesi pemberian makan, hingga sesi terakhir.
Sesi pemberian makan terakhir yang tersisa, biasanya pada pagi atau sore hari, seringkali merupakan waktu yang paling sulit untuk dihentikan.
Wanita harus memberikan waktu bagi bayi dan dirinya sendiri untuk menyesuaikan diri.
6. Gunakan pompa
Pemberian ASI dilakukan berdasarkan pasokan dan permintaan. Ketika bayi minum ASI lebih banyak, atau ibu memompa ASI secara teratur, tubuhnya akan terus memproduksi ASI.
Pasokan ASI pada wanita cenderung berkurang karena bayi makan lebih sedikit. Namun, banyak wanita mengalami pembengkakan dan ketidaknyamanan umum selama masa ini.
Salah satu cara untuk mengurangi rasa tidak nyaman adalah dengan memompa ASI dalam jumlah sedikit.
Hindari memompa ASI dalam jumlah banyak, karena dapat meningkatkan suplai ASI. Sebaliknya, cobalah memompa selama 2-3 menit, atau sampai rasa sakitnya hilang.
Wanita yang sedang menyapih bayinya dapat memberikan ASI yang dipompa ini kepada bayinya pada sesi menyusui berikutnya.
ASI yang dipompa ini berarti seorang wanita tidak perlu menyusui bayinya di sesi selanjutnya, yang akan membantu suplai ASI wanita tersebut menyusut lebih cepat.
Baca juga: Berapa Banyak Konsumsi Telur untuk Sarapan yang Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan?
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunnews.com/IR)