Angka Stunting di 6 Daerah di Atas 30 Persen, Kepala BKKBN Beri Tugas Ini Pada Dokter Kandungan
Ada tugas baru yang dititipkan Kepala BKKBN dokter ahli kebidanan dan kandungan (obgyn) terkait penurunan stunting.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo berharap para dokter ahli kebidanan dan kandungan (obgyn)bantu cegah lahirnya bayi-bayi stunting baru.
"Mohon titip teman-teman dari sejawat obstetri sosial yang di NTT, Sulawesi Barat, Papua, NTB, Aceh, Papua Barat, dan seterusnya, ini masih di atas 30 persen stuntingnya," kata Hasto pada keterangannnya, Rabu (18/10/2023).
Baca juga: Kepala BKKBN Minta Dokter Spesialis Kandungan Bantu Pencegahan Stunting Sejak Persiapan Hamil
"Kami mohon titip untuk ikut bersama-sama mempercepat penurunan stunting di wilayah-wilayah tersebut," sambungnya.
Secara detail, masih ada kenaikan beberapa provinsi.
Stunting punya korelasi signifikan dengan angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR).
Baca juga: Perempuan Lebih Panjang Umur, Kepala BKKBN Ingatkan Jebakan Middle Income Trap
Bagi yang TFR nya tinggi contoh Sulbar, Papua Barat, NTT stuntingnya masih tinggi.
Pihaknya pun berharap Obstetri & Ginekologi Sosial bisa bantu menurunkan angka TFR.
Begitu juga Age Specific Fertility Rate untuk 15 sampai 19 tahun ini rata2 masih 26 (long form BPS).
Lebih lanjut Hasto sebut ada korelasi antara pencegahan stunting dengan angka kematian ibu dan bayi.
"Tentu kita perjuangan juga punya latar belakang yang sama antara stunting kemudian juga TFR, CPR dan seterusnya. Saya kira sekaligus menjaga spacing, birth to birth interval, pregnancy interval dan seterusnya," jelas Hasto