Program Gerakan Keluarga Cegah Stunting Sasar Warga Pesawaran dan Tasikmalaya
Program Gerakan Masyarakat Cegah Stunting (GEGATI) menyasar para warga di Desa Cilimus, Kabupaten Tasikmalaya.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Gerakan Masyarakat Cegah Stunting (GEGATI) menyasar para warga di Desa Cilimus, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung dan di Desa Sukajadi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Program ini merupakan kelanjutan dari program pilot project bertajuk Gerakan Keluarga Cegah Stunting (Raga Genting) yang sebelumnya menyasar warga di Desa Pasar Banggi, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Kedua program ini diinisiasi lembaga manajer investasi Insight Investments Management (Insight IM) bekerja sama dengan PKBI sebagai bentuk tanggung jawab sosial pengentasan kasus stunting di Indonesia.
“GEGATI yang diluncurkan sejak Juni 2023 menjadi salah satu agenda CSR Insight untuk mengatasi stunting. GEGATI akan menjadi program dan movement yang berkelanjutan,” jelas Direktur Utama PT Insight Investments Management (Insight IM), Ekiawan Heri Primaryanto dalam pernyataan tertulisnya Jumat (27/10/2023).
Dia menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, ditargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024 dan sudah didukung kebijakan di level nasional dan daerah.
Namun banyaknya jumlah kebijakan terkait gizi buruk atau stunting ini tidak menjamin permasalahan bisa diselesaikan dengan tuntas.
"Sehingga untuk turut membantu pemerintah, khususnya pemerintah daerah dalam memperluas dan mengakselerasi pengimplementasian aktivitas-aktivitas penurunan stunting, kami ikut bergerak dengan program GEGATI ini,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, beberapa kegiatan kunci dari program GEGATI yang dirancang dengan pendekatan kemasyarakatan dan prinsip pemberdayaan di antaranya adalah webinar dan kickoff meeting, pertemuan stakeholder, forum warga peduli stunting, forum remaja peduli stunting, hingga pelatihan pengolahan bahan pangan lokal.
“Rangkaian pertemuan stakeholder di tiga wilayah intervensi memiliki output yang positif, yakni adanya dukungan dari pemerintah daerah khususnya melalui Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (DINSOSPPKB). Meskipun kelompok kunci di tiap wilayah variatif, tapi tujuannya sama, menemukan bayi stunting dan ibu berisiko yang kemudian dilakukan intervensi berupa edukasi, pemeriksaan kesehatan (termasuk pemeriksaan stunting untuk menentukan hasil) hingga rujukan ke layanan yang lebih tinggi,” jelas Ekiawan.
Setidaknya 124 orang terlibat dalam forum warga peduli stunting. Individu yang terlibat dalam forum warga peduli stunting akan dipilih untuk kemudian mengikuti pelatihan pengolahan bahan pangan yang bergizi, murah, dan mudah didapat di tiap lokasi.
"Kontribusi kami dalam kegiatan Raga Genting hingga GEGATI adalah bentuk tanggung jawab kami untuk mentransformasikan investasi menjadi aktivitas yang mempunyai dampak positif ke masyarakat.”
Baca juga: Perlu Kolaborasi Pengusaha dan Akademisi Dukung Pemerintah Turunkan Stunting
“Olehnya tidak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada para investor Insight IM khususnya yang telah memilih Reksa Dana Insight ETF FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index. Secara tidak langsung investor juga telah ikut berkontribusi dalam program CSR yang membantu masyarakat, salah satunya lewat program lawan stunting ini,” katanya.