Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Program Jamban Sehat Bikin Angka Stunting di Jawa Tengah Turun, BKKBN Optimis Capai Target 14 Persen

Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang menunjukan tren positif dalam percepatan penurunan stunting. Ini tak lepas dari jamban sehat.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Program Jamban Sehat Bikin Angka Stunting di Jawa Tengah Turun, BKKBN Optimis Capai Target 14 Persen
istimewa/dok BKKBN
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada kegiatan Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi, di Hotel Novotel Kota Semarang, Senin (04/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang menunjukan tren positif dalam percepatan penurunan stunting.

Dalam catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka TFR (total fertility rate) atau jumlah anak yang dilahirkan di Jawa Tengah sudah 2,09 dari target 2,1. (seorang ibu melahirkan rata-rata dua anak di Indonesia).

Baca juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Bangun Jamban Sehat Keluarga di Surakarta, Ada 26 Set Jamban Sehat

Kondisi ini juga mempengaruhi faktor risiko stunting di Jawa Tengah yang menurun sejak tahun 2021.

Menurunnya angka stunting ini tak lepas dari jamban sehat, sanitasi yang bagus.

“Karena apa? Karena jambannya (masyarakat) lebih baik, sanitasi membaik, air minum lebih baik,” ungkap Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam keteranfan tertulis yamg dikutip, Selasa (5/12/2023).

Menyinggung soal bonus demografi Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap sedang berada di puncak bonus demografi, dengan rasio 43,06.

Baca juga: Kepala BKKBN Sesalkan Ada Sticker Wali Kota di Toples Menu Pencegah Stunting di Depok

Kemudian Kabupaten Banyumas 45,3 bonus demografi sedang berjalan. Rata - rata jawa tengah 43,16.

Berita Rekomendasi

Sementara, angka unmetneed dan perkawinan usia dini saat ini Jawa Tengah juga mengarah kepada lebih baik.

“Kasus unmet need juga menurun. Usia perkawinan juga lebih baik di Jawa Tengah, yang tadinya di bawah 21, sekarang udah banyak mendekati usia 21. Tapi jangan kelamaan juga, sampai 35 idealnya bagi perempuan. Gerakan untuk ber-KB di Jawa Tengah ini luar biasa,” puji dr. Hasto.

Percepatan Penurunan Stunting terus dilakukan secara cepat dan masif, hal ini tak lepas dari cita-cita besar untuk menyambut Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045.

Evaluasi Program Percepatan Penrunan Stunting tingkat Provinsi Jawa Tengah ini mempertemukan Kepala OPD KB dari 35 Kabupaten Kota se Jawa Tengah, TPPS Provinsi Jawa Tengah, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, juga Penjabat Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M.

Baca juga: Bangun Kesadaran Hidup Higienis, TNI-Polri Bangun 300 Jamban Untuk Warga Wadas

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Jawa Tengah optimistis jika akhir 2023 angka prevalensi stunting di Jawa Tengah bisa menyentuh 17 persen, bahkan dibawah itu.

“Saya harapkan sehabis ini kita punya komitmen untuk menurunkan stunting, dan mampu mencapai target. Bila perlu dibawah target, dibawah 14 persen,” ungkap Nana.

“Insyaallah target 14 persen kalau kita mau, tidak ada yang sulit. Semua ada solusinya, jika kita mau,” lanjut dia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas