Guru Besar FKUI Tegaskan Vape Tidak Efektif untuk Membuat Orang Berhenti Merokok
Salah satu alasan penggunaan Vape sendiri adalah sebagai sarana untuk berhenti rokok konvensional. Padahal hal ini menurut dokter tidaklah efektif.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Tar sendiri zat kimia partikel padat atau solid carbon yang hanya dihasilkan ketika rokok sudah dibakar yang bersifat karsinogenik.
"Data (dampak) pada manusia beberapa laporan sudah ada, jadi tetap berisiko," tegasnya.
Kelima, penggantinya harus membantu mengurangi risiko perokok.
Namun ternyata Vmvape sama-sama memberikan risiko kesehatan pada perokok.
Keenam, butuh modalitas supervisi atau pihak profesional untuk berhenti merokok .
"Faktanya tidak ada surpevisi. Alasannya berhenti merokok tapi dipakai terus-terusan," imbuhnya.
Ketujuh ada penurunan dosis nikotin. Misalnya, awal nikotin yang dikonsumsi adalah 30 miligram, lalu turun jadi 15 miligram dan seterusnya.
"Orang pakai rokok elektrik (Vape) 3 mg terus, bahkan naik. Naik jadi 6 mg- 8mg,itu terjadi," tambahnya.
Kedelapan, perlu ada evaluasi setelah menggunakannya. Terapi berhenti merokok kata dr Agus butuh tiga bulan, setelah itu evaluasi.
"Kalau berhenti, rokok elekronik juga berhenti kan alat bantu. Namun sebaian besar orang yang mau berhenti malah merokok elektrik dan seterusnya," kata Agus.
"Rokok elektronik tidak memenuhi syarat berhenti merokok karena tidak memenuhi delapan syarat itu," pungkasnya.