Indonesia Terima Dana Hibah 309 Juta Dolar AS untuk Program AIDS, TBC dan Malaria
Indonesia dapatkan dana hibah sebesar 309 Juta Dolar (AS) atau setara Rp4,6 triliun dari The Global Fund untuk eliminasi HIV dan TBC serta malaria
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Indonesia dapatkan dana hibah sebesar 309 Juta Dolar (AS) atau setara Rp4,6 triliun dari The Global Fund untuk eliminasi HIV dan TBC serta malaria untuk periode anggaran 2024 hingga 2026.
The Global Fund to fight AIDS, Tuberculosis (TBC), & Malaria (GFATM) telah berkomitmen mendukung program eliminasi penyakit HIV, TBC, dan malaria serta Resilient Sustainable System for Health (RSSH) di dunia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ungkap keberadaan The Global Fund hingga saat ini merupakan bentuk komitmen seluruh elemen masyarakat dunia bersama pemerintah mewujudkan eliminasi HIV, TBC, dan malaria di seluruh negara.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Thomas dan juga teman-teman yang sudah membantu program Global Fund seluruh komponen baik itu pemerintah, pemerintah daerah maupun lembaga sosial yang telah membantu kita,”Kata Budi pada keterangannya, Jumat (19/1/2024).
Ia pun jelaskan diperkirakan setengah juta orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2023, sebanyak 68 persen telah mengetahui status mereka.
Lalu baru 62 persen dari mereka yang mengetahui statusnya menerima obat. Dan hanya 38 persen mengalami supresi virus.
Terkait kasus TBC, berdasarkan report 2023 mencapai sekitar 1.060.000, HIV sekitar 540.000, malaria sekitar 380.000.
Pada tataran nasional di tahun 2023, 76 persen kabupaten/kota di Indonesia telah bebas dari malaria. Dan 89 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas malaria
“Malaria dari dulu itu bagus dan yang bagus saya tidak otak atik yang nggak bagus saya kejar, sekarang yang saya kejar HIV karena HIV yang tidak bagus,malaria bagus, sebanyak 318 kabupaten/kota tereliminasi malaria,” tambah Budi.
Lebih lanjut Budi juga mengungkapkan bahwa dukungan The Global Fund tidak hanya terbatas pada penyedia obat dan pelayanan kesehatan.
Global Fund juga membantu Indonesia dalam memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan.
Baca juga: Modernisasi Kimia Medisinal Dukung Pengembangan Obat Baru bagi Penderita Kanker Payudara dan Malaria
“Saya minta dana hibah ini menjadi dana pelengkap dan bukan sebagai dana pengganti sehingga dana dari dalam negeri tetap diupayakan,” ungkap Budi.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu sampaikan ucapan terimakasih
Maxi menjelaskan, dana hibah senilai USD 309 juta secara terperinci.
Komponen AIDS sebesar USD 103,7 juta setara 1,5 triliun rupiah.
Komponen TBC sebesar USD 126 juta setara 2,3 triliun rupiah.
Lalu komponen malaria sebesar USD 35,6 juta setara 539 miliar rupiah dan RSSH USD 14.4 juta setara 218 miliar rupiah.
Lalu secara komposisi pengelolaannya USD 211,1 juta dikelola oleh pihak Kementerian Kesehatan dan USD 98,6 juta dikelola oleh pihak komunitas.