Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ahli Ingatkan Masyarakat Punya Peran Cegah Ancaman Pandemi di Masa Depan

Penyakit X digunakan ilmuwan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merujuk pada patogen yang belum diketahui dan berpotensi menjadi pandemi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Ahli Ingatkan Masyarakat Punya Peran Cegah Ancaman Pandemi di Masa Depan
Pixabay
Ilustrasi penyakit X. Istilah penyakit X digunakan ilmuwan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merujuk pada patogen yang belum diketahui dan berpotensi menjadi pandemi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan, istilah istilah “Disease X” atau penyakit X ramai diperbincangkan. 

Penyakit X sendiri digunakan oleh beberapa ilmuwan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merujuk pada patogen yang belum diketahui dan berpotensi menyebabkan pandemi seperti Covid-19.

Istilah ini sebenarnya telah dipakai WHO pertama kali sekitar tahun 2018.

Tapi muncul kembali dan ramai diperbincangkan publik ketika Covid-19 menyebar pada awal 2020.

Terkait adanya potensi pandemi di masa depan, menurut Ahli Kesehatan Masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman, masyarakat punya peran penting di bagian pencegahan. 

"Sangat penting, dalam epidemiologi pada suatu wabah, baik itu lokal mau pun global itu selalu bermula dari 1 orang, atau yang disebut dengan zero case," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (27/1/2024). 

Berita Rekomendasi

Kasus nol adalah satu individu yang bisa muncul karena beberapa sebab. 

Apakah itu karena keteledoran, ketidakpatuhan, di laboratorium, atau di pasar.

Oleh karena itu, kata Dicky di mana pun masyarakat berada, penting untuk menerapkan prinsip kehati-hatian. 

"Jadi kehati-hatian ini termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," tegasnya. 

Baca juga: Ramai Soal Pembahasan Penyakit X, Ahli Sebut Indonesia Termasuk Rawan

Misalnya, saat berada di hutan, lakukan upaya perlindungan seperti memakai masker dan tidak sembarangan mengonsumsi buah-buahan. 

"Ada buah liar di makan saja, mungkin buah dikencingi kelelawar buah ada virusnya," jelas Dicky. 

PHBS juga perlu diterapkan di pasar. Apa lagi jika pasar masih belum tertata dengan baik. 

"Gabung pasar basah dan kering. Ada pemotongan hewan di situ, tidak pakai masker, sarung tangan.  Inilah contoh peran individu yang penting dalam perilaku hidup bersih sehat," tegasnya.

Selain itu upaya pencegahan juga dapat dilakukan ketika bekerja atau aktivitas  sehari-hari. 

"Cuci tangan, atau sepulang kerja langsung mandi, baju cuci, ini hal baru, kenormalan baru seperti itu. Kalau sakit jangan dipaksakan kerja," imbuhnya. 

Sedangkan pada orang yang berisiko tinggi atau punya mobilitas tinggi, Dicky sarankan untuk lakukan vaksin dan booster. 

"Sekarang Indo Vac dan Biofarma efektif mencegah infeksi dalam konteks keparahan dan kematian. Hal tersebut itu harus kita perankan," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas