Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penyakit Autoimun Rentan Dialami Perempuan, Begini Alasannya 

Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Penyakit Autoimun Rentan Dialami Perempuan, Begini Alasannya 
Tribun Bali - Tribunnews.com
Ilustrasi penyakit autoimun 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit autoimun adalah situasi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. 

Umumnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing misalnya bakteri atau virus. 

Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Baca juga: Imbas Idap Autoimun, Denise Chariesta Pilih Proses Persalinan Secara Caesar: Takut Bengek

Terkait hal ini, ternyata perempuan lebih berisiko mengalami penyakit autoimun.

Hal ini diungkapkan oleh Chairman of ALIVE sekaligus Dokter Penyakit Dalam Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI sebagai Chairman of ALIVE.

"Orang yang lebih rentan itu genetik pertama. Setelah geneti, faktor keturunan, biasanya wanita yaitu 8 banding 1. Atau 9 banding 1 untuk penyakit autoimun," ungkapnya dalam launching Allergy Immunology Autoimmune & Vaccine Clinic (ALIVE) di Tanggerang, Rabu (31/1/2024).

BERITA REKOMENDASI

Lebih lanjut ia pun menjelaskan apa alasannya. 

Ini dikarenakan adanya pengaruh hormon estrogen pada perempuan

"Karena faktor estrogen, hormon pada perempuan, lebih berpengaruh untuk kejadian autoimun. Wanita produk estrogen lebih tinggi dari pada pria," jelasnya. 

Baca juga: Benarkah MSG Bahaya bagi Tubuh? Ini Kata Pakar Gizi 

Oleh karena itu perempuan, banyak terkena autoimun. 

Selain itu, faktor pemicu lainnya adalah lingkungan. 


"Seperti kondisinya misal gaya hidup, banyak makan zat warna dan gluten. Suatu protein yang terdapat di tepung terigu, gandum, oatmilk dan sebagainya," jelas dr Iris. 

Sehingga tepung terigu gandum diganti tepung tapioka, tepung sagu hingga tepung beras.

"Saya kira dengan gaya hidup benar, penyakit autoimun bisa lebih terkontrol," tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas