Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Perlukah Memberikan Susu UHT Pada Anak Usia di Atas 2 Tahun? Begini Kata Ahli Gizi

Air Susu Ibu (ASI) diberikan secara eksklusif hingga anak berusia dua tahun. Lantas, apakah anak perlu diberikan susu Ultra-high-temperature (UHT)?

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Perlukah Memberikan Susu UHT Pada Anak Usia di Atas 2 Tahun? Begini Kata Ahli Gizi
Shutterstock
Air Susu Ibu (ASI) diberikan secara eksklusif hingga anak berusia dua tahun. Lantas, apakah anak perlu diberikan susu Ultra-high-temperature (UHT) pada anak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Air Susu Ibu (ASI) diberikan secara eksklusif hingga anak berusia dua tahun.

Setelah itu, berusia dua tahun anak pun bisa disapih dan diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

Baca juga: Waspada! Bayi Bisa Terpapar BPA dari Air Susu Ibu, Tingkatkan Risiko Autisme

Lantas, apakah anak perlu diberikan susu Ultra-high-temperature (UHT) pada anak.

Terkait oleh Ahli gizi masyarakat Dr dr. Tan Shot Yen beri tanggapan.

Menurutnya Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tidak mengeluarkan anjuran susu UHT diberikan pada anak di atas satu tahun.

"Susu UHT itu sebetulnya bukan jenis yang dianjurkan WHO untuk anak di atas 1 tahun," ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan secara virtual, Jumat (9/2/2024).

Baca juga: Keren! Pioner Susu UHT di Indonesia Sudah Berumur 50 Tahun, Nih!

BERITA REKOMENDASI

Idealnya, seorang anak ASI secara eksklusif selama dua tahun.

Menurut dr Tan, setelah dua tahun menerima ASI, tidak perlu mengonsumsi susu lain yang kualitas kandungannya berada di bawah ASI.

"Anda harus ingat semua susu hewan lebih rendah dari ASI, " tegasnya.

Susu selain ASI boleh diberikan kecuali ada indikasi.

Misalnya, ibu intens mengonsumsi obat-obatan seperti obat jantung dan epilepsi.

"Metabolik skunder ada di ASI, jadi tidak boleh mengonsumsi ASI dengan ibu pengobatan intens seperti itu," imbuhnya.

Maka, susu lain yang bersumber pada hewan boleh diberikan. Tapi penggantinya bukanlah susu UHT tapi susu yang di pasteurisasi.

"Pada prinsipnya adalah bukan UHT, tapi pasteurisasi. Kenapa? Nomor satu supaya enzimnya tidak mati, probiotik tidak mati, vitamin A nya tidak rusak," tambahnya.

"Sebab yang namanya UHT itu Ultra-high-temperature. Supaya risiko kontaminasi bakteri mati," kata dr Tan lagi.

Terlalu tingginya temperatur dalam sterilisasi menurut Tan telah menghilangkan beberapa kebaikan dari susu seperti probiotik, enzim dan vitaminnya.

"Kalau mengonsumsi susu UHT, maka kebaikan susu itu sendiri sudah tidak ada, kecuali protein. Apa lagi sudah pakai rasa cokelat, karamel, stroberi, buyar," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas