Perempuan Lebih Berisiko Cedera Saat Olahraga, Ternyata Ini Alasannya
Berdasarkan statistik, perempuan lebih berisiko mengalami cereda saat berolahraga dibandingkan laki-laki.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan nyatanya lebih berisiko alami cedera saat berolahraga.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Sport Injury Sport Medicine Injury dan Recovery Centre RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Yohannes Toban Layuk Allo, M.Kes, Sp. OT (K).
"Statistik benar," ungkapnya di Jakarta, Kamis (6/3/2024).
Menurutnya ada beberapa alasan kenapa perempuan lebih berisiko. Pertama, perempuan dulu lebih kurang olahraga dibandingkan laki-laki.
"Zaman dulu atau masih di daerah lain, perempuan itu frekuensi olahraga lebih kurang. Kebiasaan melakukan olahraga, mengetahui teknik yang benar kurang dipahami oleh perempuan," paparnya.
Kedua, otot perempuan lebih kecil dibandingkan otot laki-laki. Keadaan ini, dikarenakan adanya perbedaan hormon.
"Laki-laki dipenuhi testosteron. Perempuan, karena tidak punya atau sangat sedikit (hormon testosteron). Otot dilatih sebanyak apa pun tidak sebesar laki-laki. Otot lebih kecil, risiko mengalami putaran sendi lebih besar," jelasnya.
Ketiga, lutut perempuan cenderung lebih X dibandingkan lurus.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Cedera Olahraga Bisa Berujung Komplikasi Pengapuran Dini
"Bentuk sedikit X ini akan membuat mekanisme secara bio mekanik berisiko cedera terutama Cedera anterior cruciate ligaments (ACL)," tambahnya.
Lalu bagaimana pencegahannya? Dr Yohannes ungkap langkah pertama adalah kuatkan otot.
"Pencegahannya perempuan harus lebih meningkatkan frekuensi olahraga diimbangi penguatan otot," imbuhnya.
Dalam seminggu, perlu ada olahraga untuk menguatkan otot.
"Kalau (otot) kuat cedera lebih kecil. Bisa skuat, sekalian gym, silakan," tutupnya.