Mengenal Prosedur Baru untuk Pasien Obesitas Gastric Ballon, Apa Manfaatnya?
Dalam beberapa tahun ini prevalensi obesitas di Indonesia cenderung tinggi yaitu di angka 21,8 persen.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Di Indonesia sendiri program ini sudah ada.
Dokter spesialis bedah Dr.dr.Peter Ian Limas,Sp.B-KBD menuturkan, Gastric Balloon memberikan keleluasaan bagi pasien untuk memilih terapi yang diinginkan.
Bagi pasien-pasien yang tidak menginginkan melakukan tindakan operasi dan pembiusan serta menginginkan penurunan berat badan yang cepat.
Adapun gastric ballon di tanah air diperkenalkan oleh PT Regenesis Indonesia di pertengahan tahun lalu telah mendatangkan Program Allurion.
Founder dari Digesti health Bariatric Clinic ini, menuturkan, penggunaan Allurion diklaim aman, namun sifatnya temporer ballon hanya bertahan dilambung selama 4 bulan.
Dalam 4 bulan akan keluar secara natural melalui feses. Caranya cukup singkat apalagi untuk pasien dengan mobilitas yang tinggi.
"Ballon didalam lambung ini adalah sebagai salah alat bantu untuk membantu pasien dalam merubah pola pikirnya dan pola hidupnya untuk menjadi lebih sehat," kata dia tepat di Peringatan Hari Obesitas Dunia, Kamis (7/3/2024) di Jakarta.
Ia menekankan, tanda penanganan obesitas dikatakan berhasil tak hanya soal berat badan. Tetapi satu kesatuan dengan adanya pengaturan makanan sehat dan olahraga serta juga support secara psikis dari support system pasien.
Dengan adanya balon, memaksa diri untuk mengelola mindset makan secukupnya jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal selama program.
Obesitas dapat memberikan dampak komplikasi yang sangat tinggi seperti gangguan kardiovaskular, diabetes ataupun juga reumathoid Arthritis.
President Direktur PT Regenesis Indonesia
Ir Emmy Noviawati mengatakan, setelah 8 Bulan Program Allurion disambut hangat oleh masyarakat. Ditandai dengan > 100 pasien yang mengikuti program Allurion bersama dengan Dr.dr.Peter Ian Limas,Sp.B-KBD yang dikenal sebagai ahli dalam penanganan Pembedahan Bariatriknya.
Dipastikan, program tersebut hanya dapat diimplementasikan oleh dokter berkompeten yang telah mendapatkan training dan mendapatkan Sertifikat.