Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Psikolog Ungkap Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Bunuh Diri: Personal, Lingkungan & Kondisi Sosial

Psikolog klinis dewasa Nirmala Ika Kusumaningrum, M.Psi, kasus bunuh diri tidak bisa dilihat dari satu aspek saja. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Psikolog Ungkap Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Bunuh Diri: Personal, Lingkungan & Kondisi Sosial
Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan
ILUSTRASI Kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024). 

Tiba-tiba harga pangan melonjak naik, atau terjadinya kerusuhan.

Namun, kalau daya lenting orang ini sudah terasah serta problem solving-nya baik, kondisi ini tidak langsung membuat orang ingin bunuh diri

"Ketika suatu saat kondisi sosial berubah,lingkungan tiba baik-baik saja, tiba-tiba berubah. (Misal) wah harga naik, ada kerusuhan. Tapi itu tidak otomatis langsung jadi ingin bunuh diri, karena punya skill untuk bertahan hidup tadi," terangnya. 

Ini bisa dilihat dari situasi pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu. Semua orang merasakan dampaknya. Dimulai dari sisi kesehatan hingga ekonomi. 

"Tapi bisa kita bilang tidak semua orang melakukan bunuh diri. Kenapa? Banyak orang yang mempunyai kemampuan untuk beradaptasi," ucap Nirmala. 

Begitu juga kalau dicontohkan dengan kenaikan harga pangan. 

Kenaikan harga pangan dirasakan satu negara itu. Namun tidak semua orang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. 

Bunuh Diri Bukan Berarti Orang Tersebut Lemah

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut Nirmala mengingatkan jika jangan sampai ada stigma orang yang mengakhiri hidupnya itu karena ia lemah. 

"Tapi harus hati-hati, bukan berarti dia lemah. Bisa jadi (ia) orang kuat. (Tapi) ia tumbuh dalam lingkungan yang sangat keras," sambungnya. 

Bisa saja sejak kecil ia menghadapi permasalahan keluarga. Atau orang tersebut sudah berjuang keras sendiri sedari kecil. 

Ditambah tidak diajarkan bagaimana melakukan suatu penyelesaian masalah (problem solving). 

"Ketika 'fight' tidak diajarkan untuk survive hidup. Bagaimana hidup pasti ada persoalan dan harus melalui itu dan belajar mengatasi itu. (Tidak diajarkan), bisa jadi akan melakukan bunuh diri," tambah Nirmala. 

Sekali lagi, Nirmala menegaskan jika ketika memutuskan bunuh diri, bukan berarti karena orang tersebut lemah.

Baca juga: Angka Bunuh Diri Tinggi, Psikolog Nilai Perlu Akses Layanan Kesehatan Mental untuk Masyarakat

Tapi dirinya tidak lagi bisa menemukan jalan keluar dan hanya melihat jalan buntu. 

"Sebetulnya mereka frustasi tidak tahu lagi melakukan apa, kata Nirmala. 

"Yang membuat frustasi beragam. Misalnya tumbuh di lingkungan tidak sehat, dia merasa tidak mencintai dia. Setiap dia minta tolong, atau memohon sama orang kesannya direndahkan," ujarnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas