Faktor Risiko Genetik Tidak Bisa Dihindari, Tapi Bisa Lakukan Ini Tekan Munculnya Alergi
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, Prof. DR Dr Anang Endaryanto, SpA (K), MARS menyebut alergi genetik bisa diupayakan agar tak muncul.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu faktor risiko dari alergi pada anak adalah genetik.
Jika ada kakek, nenek, orang tua atau saudara kandung alami alergi, maka ada risiko anak lain juga terkena.
Lantas bisakah alergi pada anak bisa dicegah jika faktor risiko datang dari genetik?
Terkait hal ini, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Prof. DR Dr Anang Endaryanto, SpA (K), MARS pun beri penjelasan.
"Mencegah tentu tidak bisa. Tapi fenotipe (bisa) jadi tidak bermanifestasi (wujud alergi) penting. Manifestasi nya itu tergantung pada adanya temuan antara alergen dengan sel yang imuncompeten pada seorang anak," jelasnya.
Artinya, faktor risiko genetik tidak dapat dihindarkan. Tapi wujud atau alergi bisa diupayakan agar tidak muncul.
Pertama, dimulai sejak kehamilan, lahir anak dilakukan secara normal.
Sehingga anak sejak awal sudah mendapatkan transfer probiotik alamiah dari ibu.
Kedua, usahakan anak tidak mengonsumsi susu formula.
Maksimalkan air susu ibu secara eksklusif sampai 6 bulan.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Alergi Tidak Tertangani Pada Anak Bisa Berujung Peradangan Otak
Nanti, kalau pun anak terpapar dengan alergen atau bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi, anak punya perlindungan.
Ketiga, jika belum terbukti alergi, jangan lakukan pantangan saat anak mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI).
Jika anak punya riwayat genetik, maka lakukan cara ini.
"Boleh diberikan. Tapi dengan cara diprovokasi setiap hari selama seminggu sehingga nanti kalau toh alergi bisa ketahui secepatnya," tutup dr Anang.