Waspadai Muntaber pada Anak, Ketahui Sebab dan Gejalanya
Muntaber adalah peradangan pada saluran pencernaan. Dapat menimbulkan diare disertai mual dan muntah.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak dalam tumbuh kembangnya rentan sekali alami muntaber.
Muntaber adalah peradangan pada saluran pencernaan.
Khususnya usus besar, kecil, dan lambung yang dapat menimbulkan gejala diare disertai mual dan muntah.
Situasi ini tentu mengkhawatirkan, terlebih anak butuh asupan nutrisi demi tumbuh kembang.
Karenanya, orangtua perlu mewaspadai muntaber pada anak. Menurut dokter spesialis anak dr Olga Rasiyanti Sp.A(K)
Ada banyak penyebab terjadinya muntaber. Seperti infeksi dari penularan virus hingga bakteri.
Penyebarannya bisa melalui makanan dan minuman terkontaminasi.
"Penyebabnya biasanya variasi. Bisa disebabkan infeksi, virus, bakteri atau parasit. Pada anak (rentan) disebabkan rotavirus. Bakteri sendiri bisa karena E-coli, salmonella dan lainnya," papar dr Olga pada kanal YouTube Tribun Health, Kamis (18/4/2024).
Bakteri ini bisa ditemukan sekitar kita. Sehingga orangtua diimbau untuk berhati-hati memberi makanan dan minum pada anak.
Faktor yang Bisa Meningkatkan Kasus Muntaber
Lebih lanjut, dr Olga menjelaskan apa menjadi faktor meningkatkan kasus muntaber pada anak.
Pertama, paling banyak menjadi faktor penambahan kasus muntaber adalah kurangnya menjaga kebersihan.
"Seperti kebersihan makanan tidak terjamin. Baik pengolahannya, pembersihan wadah makanan dan sebagainya," imbuh dr Olga.
Selain itu personal yang kurang menjaga kebersihan juga bisa menjadi faktor meningkatnya kasus muntaber.
Sebagai contoh kebiasaan mencuci tangan. Ternyata jarang mencuci tangan juga turut berpengaruh dalam penyebaran muntaber.
"Mencuci tangan juga memengaruhi. Kontak orang terinfeksi bia menyebabkan muntaber. Biasanya ada orang kena e-coli, kebersihan kurang lalu kontak erat. Terjadilah penyebaran lainnya," jelas dr Olga.
Kedua, kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk.
Ketiga, kondisi imunitas anak juga ikut memengaruhi .
"Imunitas anak yang rendah seperti anak kanker, konsumsi obat steroid itu juga hati-hati dapat mudah terjadi muntaber," imbaunya.
Apa Saja Gejala Muntaber
Lebih lanjut dr Olga pun ungkap apa saja gejala dari penyakit ini. Gejala yang dominan adalah muntah dan diare yang terjadi berulang kali.
Terkadang tubuh akan kompensasi jadi demam kalau terlalu banyak infeksi.
Selain muntah dan berak anak mengeluhkan nyeri perut atau kram. Gejala paling berat adalah anak mengalami dehidrasi.
Anak yang mengalami dehidrasi bisa dikenali dengan ciri-ciri seperti mata terlihat cekung.
Pada anak yang lebih kecil, akan terlihat dari ubun-ubun nya yang terlihat cekung.
"Jadi seperti sendok, cekung ke dalam. Saat mencubit kulit, seperti orangtua. Baliknya lambat. Pada beberapa kasus ada muncul darah dalam tinja. Entah disebabkan luka infeksi dalam tubuh tersebut," tutupnya.