Bisa Berujung Kematian, Ketahui Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit saat Mengalami Sindrom Patah Hati
Walau terdengar tidak serius, nyatanya sindrom patah hati ini bisa menyebabkan komplikasi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sindrom patah hati atau broken heart syndrom adalah suatu kondisi jangka pendek di mana terjadi penurunan kerja jantung.
Sebagian otot jantung melemah dengan cepat.
Baca juga: Penjelasan Medis Soal Sindrom Patah Hati yang Gejalanya Mirip Serangan Jantung
Gangguan biasanya terjadi setelah stres fisik atau emosional yang tiba-tiba.
Walau terdengar tidak serius, nyatanya sindrom patah hati ini bisa menyebabkan komplikasi.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Mega Febriarona.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Vokalis Sore Ade Paloh Minta Keluarga Rawat Anak yang Mengidap Sindrom Tourette
"(Komplikasi) Paling buruk adalah kematian, walau tidak langsung. Bisa penurunan pompa terlalu ekstrim, gangguan irama dan henti jantung mendadak," ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Minggu (28/4/2024).
Ia pun menganjurkan pada masyarakat untuk segera memeriksakan ke dokter jika mengalami beberapa indikasi.
Umumnya, sindrom patah hati ini akan memunculkan beberapa gejala.
Seperti mengalami rasa nyeri di dada, merasa tidak nyaman saat bernapas, atau diikuti rasa sesak.
Jika beberapa gejala di atas dirasakan dalam jangka waktu lama, maka jangan ragu untuk segera memeriksakan ke dokter.
"Ketika mengalami hal buruk, ada lima yang dilewati. Tidak terima, marah, tawar menawar, depresi dan menjauhkan diri. Lima fase ini berbeda. Bisa dilewatkan cepat, dua minggu atau bertahun-tahun," jelasnya.
"Kalau fase awal sudah terlewati, tapi masih ada keluhan nyeri dada, rasa tidak nyaman, mungkin sudah waktunya minta bantuan," imbau dr Mega.
Baca juga: Olahraga Malam Hari Jadi Penyebab Serangan Jantung Hanya Mitos, Ini Penjelasan Dokter
Tidak perlu langsung ke dokter spesialis jantung, pasien bisa bertemu psikiatrik terlebih dahulu.
Tujuannya untuk mengetahui apakah nyeri dada disebabkan emosional atau memang berasal dari jantung.
"Ke dokter umum bisa banget. Dokter umum akan memeriksa melalui elektrokardiogram (EKG). Kalau ada masalah, dokter spesialis jantung akan lakukan pemeriksaan lanjutan. Apakah fungsi jantung naik atau menurun," tuturnya.