Terjadi di Ngawi, Mungkinkah Cabut Gigi Buat Orang Meninggal Dunia?
Dokter gigi Rumah Sakit Permata Pamulang drg R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati MM RS, FICD memberikan penjelasannya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Terjadi di Ngawi, Mungkinkah Cabut Gigi Buat Orang Meninggal Dunia?
Laporan Wartawan Tribunnews com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Viral kisah seorang suami di Ngawi yang pilu karena ditinggal istri selama-lamanya.
Kejadian ini berawal dari operasi cabut gigi yang dilakukan Nira Pranita Asih (31) di dokter gigi umum.
Baca juga: Kronologis Ibu Muda di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu di Dokter Gigi Umum: Infeksi Menyebar
Lalu mungkinkah cabut gigi menyebabkan seseorang meninggal dunia?
Dokter Gigi dari Rumah Sakit Permata Pamulang (Tangerang Selatan) dan Rumah Sakit YPK Mandiri Menteng (Jakarta Pusat): drg R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati, MM RS, FICD memberikan penjelasannya.
"Proses pencabutan gigi merupakan tindakan yang darinya maka pembuluh darah tepi (perifer) akan terbuka, dalam proses tindakannya. Kondisi terbukanya pembuluh darah tepi ini bisa memicu masuknya mikroorganisme beserta produk mikroorganisme (toksik bakteri) dari area rongga mulut ke bagian tubuh lainnya yang pada prosesnya bisa menyebar kemana saja misalkan ke rongga sinus di kepala, selaput otak, paru-paru, jantung dan lain-lain.
Hal ini yang kemudian bisa memicu kejadian infeksi semisal kondisi anomali dengan komplikasi Sepsis, Angina Ludwig, Necroting Fasciitis, Mediastinitis, Endocarditis, Trombosis Sinus Cavernosus, maupun Osteomielitis yang bisa terjadi sesaat setelah tindakan pencabutan gigi maupun setelah berselang beberapa waktu, berselang hari, minggu, bahkan hitungan bulan setelahnya.
Baca juga: Tak Harus Dicabut, Berikut Ini Cara Merawat Gigi Geraham Bungsu
Infeksi bisa berakibat fatal hingga menyebabkan pasien meninggal dunia, pasca cabut gigi," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/5/2024).
"Cabut gigi itu tidak sesimpel dugaan sebagian pihak yang belum paham. Jangan mudah memaksakan diri musti langsung mencabutkan gigi yang dirasakan sangat sakit (mengganggu) ke dokter gigi maupun pihak lain.
Tindakan pencabutan gigi itu musti berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan pendukung yang lengkap hingga diperoleh definitive diagnose yang tepat.
Tanpa ada faktor penyulit / kontraindikasi apapun semisal faktor sistemik absolut Leukemia, Cirrhosis Hati, GagalGinjal, termasuk Gagal Jantung. Dan tindakan ini mustilah sangat berhati-hati," urainya lagi.
"Dan, tidak semua gigi yang telah berlubang besar wajib dicabut. Bila masih memenuhi persyaratan, gigi masih bisa dipulihkan kondisi kesehatannya dan dipertahankan dalam kondisi sehat dalam rongga mulut dengan dilakukan upaya Perawatan Saluran Akar, termasuk Bedah Endodontik oleh dokter gigi ahli yang berkompeten," tambahnya.
Karena itu, masyarakat wajib memahami bahwa pencabutan gigi merupakan tindakan yang tidak boleh dilakukan secara asal-asalan.