Rentan Terserang Gangguan Respirasi, Dokter: Anak Cerebral Palsy Dianjurkan Tak Sering Berbaring
Anak cerebral palsy yang kekurangan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko anak terkena gangguan respirasi atau pernapasan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari RSCM, Dr. Luh Karunia Wahyuni mengingatkan anak cerebral palsy untuk tidak sering berbaring.
Anak cerebral palsy yang kekurangan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko anak terkena gangguan respirasi atau pernapasan.
Selain itu Dr Luh menyebut, anak dengan cerebral palsy yang tidak dibiarkan terus berbaring bisa mencegah aspirasi.
Aspirasi merupakan kondisi ketika makanan atau benda lain tidak sengaja masuk ke paru-paru dan tidak bisa dikeluarkan kembali.
Baca juga: Sejarah Hari Cerebral Palsy Sedunia 6 Oktober 2023, Lengkap dengan Maknanya
Kondisi ini memicu infeksi bakteri dan peradangan pada paru-paru.
Hal itu disampaikan dia dalam acara Talkshow dengan tema Mengenal Palsi Serebral Lebih Dekat dari Departemen/KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSCM/FKUI di RSCM Kiara, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
"Anak-anak ini jangan dibiarkan terus tidur, berbaring. Perubahan posisi atau postur secara berkala dapat meningkatkan motilitas mukus dan mobilitas dinding dada," ujar dia
Selain itu, untuk mencegah terjadinya respirasi jagalah postur tubuh anak untuk tegak tanpa alat bantu
"Termasuk juga bersihkan secara berkala jalan napas (bila perlu), jaga kebersihan mulut dan gigi. Beri nutrisi yang optimal serta hindarikan anak dari paparan asap rokok," ungkap dr Luh.
Berikut gejala infeksi pada pernafasan:
1. Demam (suhu 37.8 derajat celsius)
2. Batuk atau adanya sputum yang berwarna hijau
3. Sesak nafas atau kesulitan bernafas
4. Muntah atau tidak mampu menoleransi jenis makanan sebelumnya
5. Kesadaran menurun
6. Peningkatan kebutuhan oksigen dan suction