Komnas PP KIPI Tegaskan Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin Covid-19
Baru-baru ini muncul narasi yang mengklaim adanya cara melakukan detoksifikasi vaksin Covid-19 beredar di media sosial.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini muncul narasi yang mengklaim adanya cara melakukan detoksifikasi vaksin Covid-19 yang telah masuk ke dalam tubuh beredar di media sosial.
Klaim ini muncul dalam sebuah unggahan video di media sosial, menyusul kekhawatiran terhadap efek samping vaksin Covid-19.
Unggahan video tersebut menampilkan ulasan tentang efek samping vaksin Covid-19 dari berbagai merek. Isi video juga menyebutkan tentang keberadaan tim detoksifikasi vaksin dan imunisasi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.Med.Ed., PhD beri penjelasan.
Ia menegaskan, tidak ada istilah medis ‘detoksifikasi vaksin Covid-19’ atau detoksifikasi pada jenis vaksin lainnya. Vaksin yang disuntikkan bertujuan membentuk kekebalan tubuh atau menghasilkan antibodi.
Sementara itu, detoksifikasi mengacu pada upaya membersihkan, menetralkan, atau mengeluarkan zat racun atau toksin dari dalam tubuh.
“Vaksin yang diberikan itu kan antigen (mikroorganisme). Artinya, komponen virus yang dilemahkan. Jadi, yang akan terbentuk adalah antibodi. Kalau detoksifikasi ini soal toksin, racun,” jelas Prof. Hinky pada laman resmi Kemenkes, Minggu (9/6/2024).
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pakar Ingatkan JN.1 yang Bisa Tembus Perlindungan Vaksin
“Jadi, (divaksinasi) tidak ada racun dan antibodi, tidak bisa dinetralisir. Bukan dinetralisir, ya, tapi kalau ada virus masuk, benda asing atau patogen masuk, dia akan menetralisir. Oleh karena itu, tidak ada istilah detoksifikasi pada vaksin," lanjutnya.
Klaim lain yang beredar menyebutkan bahwa mandi dengan soda kue, garam epsom atau garam Inggris, dan boraks dapat mendetoksifikasi vaksin.
Selain itu, cuci darah yang dilakukan berulang kali juga diklaim sebagai cara untuk mendetoksifikasi vaksin.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak Tajam, Pakar Beri Tiga Catatan Penting
“Soda kue untuk menetralisir asam, sedangkan (bahan pembersih) boraks dapat bersifat karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker. Jadi, bukannya menyelesaikan masalah, justru akan menambah masalah kesehatan,” jelas Prof. Hinky.
Sedangkan cuci darah, menurutnya berfungsi menetralisir toksin-toksin. Sedangkan vaksin yang disuntikkan akan membentuk antibodi, bukan toksin.
"Maka, yang namanya cuci darah bukan buat mengeluarkan antibodi, melainkan mengeluarkan zat racun. Kalau sifatnya bukan racun, ya, tidak akan keluar, karena bermanfaat bagi tubuh," tutupnya.