Kepala BKKBN Dokter Hasto Merinding Datang Ke Luwu dan Palopo, Ada Apa?
Ini dikarenakan ada dua fakultas kedokteran dengan infrastruktur yang bagus di dua tempat tersebut.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jangkau daerah perbatasan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto mendatangi lokasi pelayanan KB di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu (12/07/2024).
Baca juga: Kepala BKKBN: Cegah Stunting, Sandwich Generation Harus Atur Jarak Kelahiran Anak
Pada kunjungan tersebut, dokter Hasto mengaku merinding datang ke Luwu dan Palopo. Ini dikarenakan ada dua fakultas kedokteran dengan infrastruktur yang bagus di dua tempat tersebut. "Saya merinding melihat di Palopo dan Luwu ini fakultas kedokterannya saja ada dua. Ini saya tidak temukan di tempat lain. Luar biasa, dan semua infrastrukturnya juga bagus," ujar dokter Hasto pada keterangan resmi, Kamis (13/6/2024).
Dalam kegiatan bertema 'Fasilitasi dan Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KB di Wilayah Perbatasan' dokter Hasto mengapresiasi setinggi-tingginya pada PT. Vale Indonesia, Tbk yang ada di Sorowako. Karena kontribusinya dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Baca juga: BKKBN Bantah Pil KB Bisa Sebabkan Rahim Kering: Itu Mitos!
Bahwa sudah sejak 50 tahun yang lalu memiliki kepedulian yang besar terhadap kemajuan masyarakat. "Saya juga mendengar beasiswa yang diberikan Pak Bupati 20 milyar rupiah untuk anak-anak sekolah di Luwu Timur. Luar biasa, ini adalah keseriusan terhadap masalah kualitas SDM," puji dokter Hasto.
Kemudian dirinya juga berpesan kepada PT Vale bahwa penting sekali untuk menciptakan generasi yang sehat dan cerdas. "Betul-betul kalau di Luwu Timur ini punya PT Vales dan punya Sumber Daya Alam yang luar biasa melimpah. Dalam hati saya sangat optimis bahwa SDM kita akan unggul," tegas dokter Hasto.
Lebih lanjut dokter Hasto menekankan jika selain masalah kecerdasan dan kesehatan, stunting turut memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM). Ia menjelaskan bahwa hubungan stunting dan keluarga berencana (KB) sangat erat.
Baca juga: Kepala BKKBN Sebut ASI yang Dibekukan Lebih Baik daripada ASI Bubuk
"Karena kalau jarak anaknya terlalu dekat, maka risiko stuntingnya tinggi. Kalau jaraknya kurang dari dua tahun, maka kemungkinan stunting besar. KB fungsinya agar jarak kelahiran tiga tahun," jelasnya.
Selain masalah kesehatan badan, dokter Hasto juga mengingatkan pentingnya kesehatan mental dengan slogan 'Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya'. Banyak anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya, sehingga pada akhirnya kurang sehat mentalnya.
Bupati Luwu Timur, H. Budiman mengungkap ada dukungan alokasi anggaran untuk kegiatan yang memiliki sumber dana alokasi khusus. Seperti alat dan obat kontrasepsi di fasilitas kesehatan, serta permintaan darurat pada gudang alokon BKKBN Sulawesi Selatan.
Dukungan anggaran juga digunakan untuk insentif 128 kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan 453 sub PPKBD. Dialokasikan untuk Dinas Kependudukan dan KB sebesar Rp 14,5 milyar, dan DAK non fisik dari BKKBN Pusat sebesar Rp 6,7 milyar, kemudian dari APBD murni Rp 4,7 milyar.
"Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pelayanan KB, pada BKPSDM dianggarkan pelatihan pada tenaga bidan yaitu pelatihan kontrasepsi teknologi update. Tahun lalu 40 orang peserta, tahun ini direncanakan 60 orang," jelas Budiman.
Baca juga: Kepala BKKBN: Pendapatan Orang Stunting 22 Persen Lebih Rendah
Pihaknya juga, mengucapkan terima kasih kepada PT Vale yang sudah berusia 56 tahun, sudah ada sebelum Luwu Timur. Diketahui dari 38 desa terdapat corporate social responsibility (CSR).
Diketahui pada 2024 di lain program ada anggaran tunai sebanyak Rp 300 juta."30 persen untuk intervensi spesifik dan sensitif percepatan penurunan stunting di desa. Terdapat anggaran Rp 1 milyar per desa di luar alokasi Dana Desa," papar Budiman.
Prestasi Luwu Timur, menjadi kabupaten yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia terbaik sebesar 75,84 untuk seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan, di luar Kota Palopo, Kota Makassar, dan Kota Parepare.
"Laju pertumbuhan ekonomi Luwu Timur naik 9,66 persen," kata Budiman.
Bupati Budiman bersama PT Vale dan beberapa perusahaan di Luwu Timur berkomitmen untuk membangun ruang-ruang terbuka hijau sebagai bagian dari membangun Luwu Timur tanpa menggunakan APBD.
Baca juga: Kata Kepala BKKBN Dokter Hasto: Konflik Dokter Terawan Versus IDI Ada Solusinya
"Kami juga memberikan beasiswa untuk anak-anak kami sebesar 4 juta rupiah per tahun untuk anak berprestasi dan keluarga kurang mampu," tukasnya.