Rayakan Hari Anak Nasional 2024, IDAI Singgung Soal Tren Cyber Bullying
Tren kenaikan Cyber bullying juga difaktori dengan keberadaan gawai yang mudah diakses anak
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut merayakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 dengan mengusung tema "Lingkungan Sehat, Internet Sehat, serta Imunisasi Lengkap untuk Anak Cerdas Menuju Indonesia Emas".
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) singgung keberadaan cyber bullying.
Menurut dr Piprim, cyber bullying terus menunjukkan tren kenaikan kenaikkan.
"Data pastinya saya belum dapat ya. Tetapi tren bahwa cyberbullying ini terus naik, itu kita bisa lihat di fenomena di masyarakat kita," ungkapnya di bilangan Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).
Cyber bullying sendiri adalah perundungan yang dilakukan secara online.
Tren kenaikan ini juga difaktori dengan keberadaan gawai yang mudah diakses anak-anak.
Padahal, penggunaan gawai masih perlu dibatasi dan diawasi.
Terlebih, anak-anak belum bisa membedakan antara virtual dengan dunia nyata.
Menurutnya, anak-anak jangan dulu terpapar gawai, terlebih bagi yang baru berusia dua tahun ke bawah.
"Karena di bawah dua tahun itu banyak yang bicaranya jadi terlambat gara-gara adiksi gawai," imbuhnya.
Baca juga: Kondisi Korban Dugaan Bullying di Cianjur, Dianiaya hingga Sempat Tak Bisa Berjalan
Dr Piprim pun mengingatkan para orang tua untuk memanfaatkan gawai dengan benar.
Orang tua perlu membuat jadwal kapan waktu anak screen time. Dan kalau pun ada jadwalnya, anak tetap harus diawasi.
Lebih lanjut dr Piprim pun membagikan cara mencegah terjadinya cyber bullying pada anak.
Pertama,menerapkan free gawai atau waktu tanpa gawai.
Ada baiknya orang tua membuat jadwal berkumpul bersama anak-anak tanpa adanya gawai.
"Saya kira kembali ke kebutuhan keluarga. Bagaimana di keluarga itu ada free gawai. Jadi kalau jalan-jalan ya udah, makan bareng, (tapi) gawai disimpan semuanya gitu," imbuhnya.
Kedua, selalu buka komunikasi dengan anak. Karena tanpa komunikasi aktif, anak bisa saja merasa sendirian.
"Kenapa? Karena ketika dia curhat ke ibunya mungkin juga nggak dapat, ke bapaknya juga nggak dapat. Jadi peran orang tua sebagai parenting-nya itu betul-betul harus diberdayakan gitu ya," tutupnya.