Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Intervensi Gizi Demi Entaskan Malnutrisi Lewat Germasaribu dan Telurisasi

SDN Segoroyoso Bantul memiliki sejumlah program intervensi gizi demi mengentaskan malnutrisi pada siswanya. Program itu didukung penuh oleh JAPFA.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Intervensi Gizi Demi Entaskan Malnutrisi Lewat Germasaribu dan Telurisasi
Tribunnews.com/Sri Juliati
Para siswa SDN Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Bantul berkumpul bersama dalam rangka Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas), Senin (9/9/2024). 

Seorang siswa SDN Segoroyoso, Zikri Karima juga mengaku senang dengan program Germasaribu dan Telurisasi yang dijalankan di sekolah. Bahkan siswi kelas 4 itu merupakan satu di antara penerima manfaat program Telurisasi yang status gizinya mengalami peningkatan.

"Karena dulu sering dikasih telur, sekarang di rumah pun jadi suka makan olahan telur, mulai dari digoreng, direbus, sampai disemur," kata peraih Juara 2 Lomba Menggambar dalam event JAPFA for Kids 2023.

Hal senada juga disampaikan Assyifa Tika. Siswi kelas 6 itu mengaku, sang ibulah, Tuti Kurniawati yang paling bersemangat saat menyiapkan bekal untuknya. "Biasanya dibekali nasi, ikan tongkol, ayam goreng, tempe, mangga," ucap Assyifa.

Bahkan dari pembiasaan yang didapat, anak pertama dari 2 bersaudara ini pun terbiasa untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. "Iya selalu sarapan sebelum ke sekolah, biar bisa konsentrasi saat belajar di kelas," kata dia.

Pentingnya Protein Hewani

Bekal yang dibawa para siswa SDN Segoroyoso Bantul Germasaribu
Bekal yang dibawa para siswa SDN Segoroyoso Bantul dalam program Germasaribu.

Program intervensi gizi yang berjalan di SDN Segoroyoso pun menuai apresiasi dari Ahli Gizi RS Nirmala Suri Sukoharjo, Radyan Yaminar. Radyan mengatakan, program sekolah yang memberikan penambahan protein hewani berupa telur untuk meningkatkan status gizi para siswa adalah langkah tepat.

"Secara umum, protein terbaik bagi anak usia sekolah adalah protein yang bersumber dari hewan atau disebut protein hewani karena lebih efektif untuk meningkatkan pertumbuhan," kata Radyan.

Dibandingkan dengan protein nabati, protein hewani memiliki asam amino esensial yang lebih lengkap yang penting untuk mendukung pertumbuhan anak. Selain itu, penyerapan protein hewani lebih mudah daripada protein nabati.

Berita Rekomendasi

"Misalkan protein hewani itu diserap oleh tubuh sekitar 70 sampai 80 persen, sedangkan protein nabati diserap sekitar 20 sampai 30 persen," paparnya.

Oleh karena itu, sambung Radyan, protein hewani sangat dianjurkan dikonsumsi anak-anak untuk mencegah stunting dan gizi buruk sekaligus memperbaiki status gizi sebelum masa pubertas. Sehingga ketika masa pubertas datang, anak-anak telah tumbuh secara maksimal.

Hal senada juga disampaikan Guru Besar dan Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof Sandra Fikawati.

Prof Fika mengatakan, protein hewani berkontribusi signifikan pada pertumbuhan, khususnya pada anak-anak dan remaja yang sedang dalam fase pertumbuhan aktif. Sementara bagi orang dewasa dan lansia, protein hewani penting untuk pemeliharaan massa otot serta kekuatan.

"Oleh karena itu, peran penting protein hewani tidak dapat dilewatkan, utamanya dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat. Ada banyak sumber protein hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu, yang memungkinkan untuk diversifikasi dan pilihan sesuai dengan preferensi," kata dia.

Komitmen Peningkatan Gizi

germasaribu di SDN Segoroyoso, Bantul 2
Kegiatan Gemar makan sayur, ikan, dan buah (Germasaribu) di SDN Segoroyoso, Bantul sebagai salah bentuk intervensi gizi bagi para siswa.

Sementara itu, Vice President Head of Social Investment JAPFA, R. Artsanti Alif juga ikut mengapresiasi program gizi yang terus berlanjut di SDN Segoroyoso.

Artsanti mengatakan, SDN Segoroyoso menjadi salah satu sekolah yang mengikuti pilot program One Day One Egg lewat kegiatan JAPFA for Kids yang berfokus pada pengentasan siswa malnutrisi (gizi kurang dan gizi buruk).

"Hingga pilot program berakhir, sekolah tetap melaksanakan program secara mandiri," kata dia.

Dalam kegiatan One Day One Egg, JAPFA melakukan pendampingan yang cukup kuat. Salah satunya dengan memastikan setiap penerima manfaat mengonsumsi telur di sekolah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kecurangan yang mungkin muncul.

Sebagai salah satu produsen protein hewani terbesar di Indonesia, lanjut Artsanti, JAPFA memilih telur sebagai tambahan protein untuk siswa karena telur merupakan sumber protein yang murah, mudah didapatkan, dan mudah disimpan.

"Dengan demikian, setelah program berakhir, diharapkan orang tua terbiasa menyediakan makanan berprotein untuk anak mereka setiap hari agar terhindar dari gizi buruk dan gizi kurang," kata dia.

Menurut Artsanti, apa yang dilakukan JAPFA sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap peningkatan gizi masyarakat dengan produk protein hewani yang aman dan terjangkau.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas