Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Wanita Dewasa Berisiko Alami Tumor Hipofisis, Waspada saat Sakit Kepala

Tumor ini bisa bersifat jinak atau ganas, tetapi sebagian besar kasus adalah tumor jinak yang tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Wanita Dewasa Berisiko Alami Tumor Hipofisis, Waspada saat Sakit Kepala
HO
Ilustrasi tumor - Ahli bedah saraf dari RS Siloam Lippo Village Karawaci Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS (K) Onk, MKes, IFAANS mengatakan, tumor hipofisis adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak 

Salah satu gejala yang paling umum adalah gangguan penglihatan, terutama kebutaan periferal, yang terjadi akibat tekanan tumor pada saraf optik. 

Sakit kepala juga merupakan keluhan yang sering disampaikan dan sering kali menjadi gejala awal yang dihadapi pasien. 

Selain itu, pasien sering melaporkan perubahan hormonal yang dapat menyebabkan gejala seperti menstruasi yang tidak teratur pada wanita dan penambahan berat badan.

Proses diagnosis tumor hipofisis dimulai dengan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon, lalu pencitraan otak seperti MRI atau CT scan.

Proses ini memastikan diagnosis yang akurat dan pemilihan metode penanganan yang tepat.

Dokter akan memperhatikan lokasi, ukuran, dan karakteristik tumor dalam gambar MRI atau CT scan, yang biasanya memiliki ciri khas tertentu. 

Analisis jaringan juga diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat.

Berita Rekomendasi

Tatalaksana tumor hipofisis dapat dilakukan melalui pendekatan pembedahan dan non-pembedahan. 

Salah satu alternatif penanganan tumor hipofisis adalah EETS (Endoscopic Endonasal Transphenoidal Surgery) yaitu pembedahan minimal invasif yang dilakukan melalui hidung dan sinus. 

Dokter spesialis THT dr. Michael, Sp.THT-KL mengungkapkan, metode ini memungkinkan akses yang lebih mudah ke tumor dengan risiko yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat.

Prosedur ini mengurangi trauma pada jaringan sekitarnya dan sering kali memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien. 

Meskipun relatif aman, risiko dan komplikasi tetap ada. Infeksi adalah salah satu risikonya.

Karena itu, penting bagi pasien untuk memahami risiko ini sebelum menjalani prosedur.

Setelah melakukan EETS, pasien akan menjalani proses pemulihan yang melibatkan pemantauan di rumah sakit. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas