Tips Menaker Bangun Rumah Tangga Harmonis Bagi Pekerja
Menaker berbagi tips untuk membangun rumah tangga yang harmonis bagi kalangan pekerja saat menjadi narasumber Program Happy Parenting
Editor: Content Writer
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri berbagi tips untuk membangun rumah tangga yang harmonis bagi kalangan pekerja saat menjadi narasumber pada Program Happy Parenting yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta.
"Yang terpenting dalam menjaga rumah tangga yang harmonis adalah komunikasi harus lancar dan saling percaya," kata Menaker Hanif di Jakarta.
Menaker mengatakan terkadang faktor kesibukan dan kelelahan menjadi alasan bagi para orang tua, terutama yang tinggal di kawasan perkotaan, sehingga kurang menyediakan waktu untuk keluarga.
"Sesibuk apapun, kita harus pandai memanfaatkan waktu bersama keluarga. Misalnya saat pulang kerja bisa meluangkan waktu untuk keluarga, ya untuk ngobrol atau melakukan aktivitas yang menyenangkan secara bersama seperti bermain musik," ujar Hanif.
"Usahakan juga jangan membawa pekerjaan ke rumah, jadi waktu di rumah fokus untuk keluarga," lanjut Menaker saat berbagi tips keluarga harmonis bagi para pekerja.
Rumah tangga harmonis, kata Menaker, tidak hanya keluarga yang terlihat akur dan rukun, tetapi juga bagaimana mereka menyiapkan anak-anak supaya siap menghadapi masa depan.
"Anak-anak yang tumbuh bahagia dan sukses merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan sebuah keluarga," kata Hanif.
Oleh karena itu, lanjutnya, orang tua harus benar-benar memahami anak mereka. "Bukan memaksakan kehendak orang tua, tapi berusaha memberikan yang terbaik untuk anak," ucapnya.
Dalam hal menyiapkan masa depan anak, misalnya, Menaker Hanif memilih untuk menanamkan karakter yang kuat terhadap anak-anaknya.
"Karakter yang bersifat moral seperti tentang budi pekerti dan nilai agama, dan juga karakter kinerja seperti pantang menyerah dan disiplin," jelas Hanif.
Selain itu, untuk menyeimbangkan persiapan anak menghadapi masa depan, skill (kompetensi) anak juga harus benar-benar dipersiapkan.
"Karakter dan skill adalah dua hal yang saling menopang. Jika anak-anak kita memiliki keduanya maka kita sebagai orang tua tidak perlu khawatir," pungkas Hanif. (*)