Kalau Mau Liburan Seru ya Harus Jajal Onan Runggu 1 di Sipahutar
Dapat ditempuh sekitar 40 menit dari Bandara Internasional Silangit. Anda bisa mendapatkan banyak experience setelah berlibur di sana.
Editor: Content Writer
Anda pernah liburan ke perkebunan nanas terluas di dunia? Yang memiliki konsep back to nature? Jika belum, baiknya Anda agendakan liburan ke Desa Onan Runggu 1, Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara. Dapat ditempuh sekitar 40 menit dari Bandara Internasional Silangit. Anda bisa mendapatkan banyak experience setelah berlibur di sana.
"Trend wisatawan dunia sekarang back to nature. Cari experience baru yang tidak bisa didapatkan di negaranya," tutur Krisanti Kurniawan, inspire travel and tourism learning center yang membantu Tim Percepatan Wisata Sejarah Religi, Tradisi dan Budaya Kemenpar, Kamis (18/10/2018).
Untuk Toba and beyond, solusinya ada di Desa Onan Runggu 1, Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara. Paketnya komplit. Dari nanas sampai air panas alami ada di sana. Panorama perbukitannya juga tak kalah dengan Ubud, Bali. Ada hutan Pinus. Kebun nanas yang sangat luas. Juga masyarakat yang ramah dan penuh senyum. Orang yang super cuek sekalipun, dijamin bakal happy.
“Ini sangat layak dijual. Di sini wisatawan bisa dilepas di kebun nanas terluas di dunia. Bebas memilih areanya. Petani nanas juga bakal setia mendampingi untuk memotong nanas. Juga mengajari cara makan nanas dengan sendok tradisional yang dibuat dari pohon di sekitar kebon nanas,” timpal tourism consultant dari Kemenpar, Mian Simanjuntak.
Dengan menggabungkan konsep agrowisata, Desa Onan Runggu 1, Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara, diyakini bisa bernapas panjang. Bisa sustain. Apalagi, di sekitar perkebunan nanas sudah ada 15 homestay yang siap menerima tamu.
“Produksi nanas di Onan Runggu 1 Kecamatan Sipahutar 18 ton per hari. Modalnya sudah sangat kuat. Di kejauhan mata memandang wisatawan bisa melihat Gunung Martimbang. Ini gunung tertinggi yang dimiliki Tapanuli Utara. Konon menjadi sumber airpanas dan belerang di Sipoholon. Tinggal kasih pendampingan. Pelatihan cara menerima tamu yang baik. Hasilnya pasti bakal bagus,” timpal Tourism Consultan Kemenpar, Mian Simanjuntak.
Settingannya diarahkan ke konsep yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Tamu diajak menyatu dengan alam. Melihat dan merasakan langsung sensasi memetik nanas. Juga merasakan nikmatnya mengonsumsi nanas super manis yang hanya bisa ditemukan di Onan Runggu 1 Kecamatan Sipahutar. “Panen nanas jadi bisa dibantu wisatawan. Buah yang busuk bisa dikurangi. Dan yang terpenting, ada impact ekonomi untuk masyarakat karena petani tak perlu menjual murah nanasnya kepada tengkulak,” tambah Mian.
Destinasi yang baru dicreate ini bisa menjadi incubator untuk belajar 2C sekaligus, yakni memperkuat Creative Values sekaligus Commercial Values. Petani diajak mengangkat dan mempromosikan kekuatan pariwisata Indonesia. Sekaligus belajar bisnis, menciptakan peluang, dan menggerakkan ekonomi masyarakat.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman jadi makin bersemangat. Apalagi, Onanrunggu 1 Kecamatan Sipahutar masuk ke dalam radar paket Wonderful Huba Toba 4 hari 3 malam. “Ini juga bisa mengasah petani nanas untuk terus berkreasi, berinovasi, mengikuti selera zaman yang makin cepat bergerak,” terang Dadang.
“Yang bisa diangkat banyak. Selain agro wisata, ada destinasi digital nature serta homestay yang bisa ikut terangkat,” timpal Lokot Ahmad Enda, Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar yang diamini Wijanarko, Kepala Bidang Destinasi Area I - Asdep Pengembangan Destinasi Regional I.
Menpar Arief Yahya langsung melayangkan emoji tiga jempol. Dia menilai, Onan Runggu 1 Kecamatan Sipahutar dengan paket Wonderful Huta Toba-nya sudah punya modal dasar yang sangat oke. Ada perkebunan nanas terluas di dunia yang bisa disinggahi wisatawan dari negeri tetangga. Belum lagi panorama alam perbukitan yang mempesona.
“Planet/Alam, People/Masyarakat dan Prosperity/Kesejahteraan yang saya sebut 3P harus diperhatikan. Ini rumus pengembangan pariwisata yang terbaik. Ingat, semakin dilestarikan, akan semakin menyejahterakan. Wisatawan zaman now tidak hanya sekedar berkunjung ke destinasi, tapi juga terlibat menjaga lingkungan, budaya, juga berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Travel, enjoy, respect!,” jelas Arief Yahya, menteri yang berhasil membawa Kemenpar nomor 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik itu. (*)