Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Transformasi Digital dan Evolusi Dipercepat

Karena itulah, selama 4 tahun ini, Menpar Arief Yahya tidak melakukan revolusi besar-besaran di Kemenpar.

Editor: Content Writer
zoom-in Transformasi Digital dan Evolusi Dipercepat
Kemenpar
Karena itulah, selama 4 tahun ini, Menpar Arief Yahya tidak melakukan revolusi besar-besaran di Kemenpar. 

Catatan #CEOMessage ke-61 yang juga sempat masuk ke daftar trending topic di Twitter sudah dijelaskan apa itu Tourism 4.0.

“Tourism 4.0 lahir seiring dengan mulai tersedianya big data perilaku travelers yang mampu dikumpulkan via apps dan sensor yang kemudian diolah dan menciptakan seamless dan personalized travelling experience,” sebut Menteri Arief Yahya.

Seamless dan personalized experience itu, lanjut dia, bisa diwujudkan karena adanya peran teknologi-teknologi Revolusi Industri Keempat (4.0). Yaitu: artificial intelligence, internet of things (IoT), big data analytics, robotics, augmented reality, cloud computing, blockchain, dan sebagainya.

“Inilah berbagai teknologi yang kini sering disebut sebagai Teknologi 4.0,” kata Arief Yahya yang juga sering disampaikan Presiden Jokowi ke anak-anak millennials.

“Kita semua tahu, target besar Presiden Jokowi adalah 20 juta wisman tahun 2019. Itu artinya double, dari start awal 9,3 juta di 2014. Dan untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, hanya bisa ditempuh dengan cara yang tidak biasa! Cara yang tidak biasa itu adalah: Go Digital,” ungkap Arief Yahya.

Apakah “go Digital” yang selama 4 tahun disosialisasikan Menpar Arief ini 100% diterima public? Minimal di lingkungan Kemenpar sendiri? Tentu, jawabannya, tidak semua.

Masih ada 30% yang masih menggunakan cara berpikir lama, konvensional, meskipun customers-nya, atau travelersnya sudah menuju ke digital. Karena itu, tidak heran, jika masih ada yang menggunakan pisau analisa “orang lama” untuk menjawab tantangan kekinian dan masa depan yang semakin millennials, yang sudah digital, mobile dan interaktif.

Berita Rekomendasi

Lalu apa yang akan dilakukan untuk menyamakan frekuensi cara berpikir “baru” itu? “Ya, harus sabar, terus mendidik, dan menularkan pemahaman kepada SDM kita, yang sesuai dengan arah pergerakan customersnya. Era digital, creative industry atau cultural industry ini berjalan sangat cepat. Kita berpacu melawan kreativitas dan era millennials yang makin cepat,” ungkap Arief Yahya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas