Peran Penthahelix Jadi Kekuatan yang Kreatif Bagi Peningkatan Pariwisata Malang Raya
Peran penthahelix sangat menjadi peran kunci. Seperti kuatnya komunitas yang ada di Malang. Kampung-kampung kreatif seperti kampung biru.
Editor: Content Writer
Sektor pariwisata Malang makin menggeliat. Pertumbuhannya besar. Marketnya sangat menjanjikan. Hal ini membuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) makin serius memperkuat positioning Malang. Salah satunya lewat Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kamis (11/7).
Program bertajuk ‘Pengembangan Wisata Perkotaan Malang Raya’ ini berlangsung di Hotel The 101 Malang OJ. Beragam potensi Kota Malang dikupas tuntas di FGD ini.
"Peran penthahelix sangat menjadi peran kunci. Seperti kuatnya komunitas yang ada di Malang. Kampung-kampung kreatif seperti kampung biru dan kampung warna warni lahir berkat pentahelix yang kuat. Komunitas kuat. Lahirlah hal yang kreatif," ujar Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan Kemenpar Vitria Ariani.
Unsur penthahelix itu terdiri dari Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan media.
Wanita yang biasa disapa Ria itu juga meminta kepada para pelaku untuk melibatkan generasi millenial. Karena kaum milenial sekarang mencari sebuah pengalaman dalam berwisata. Mereka mencari destinasi yang unik, menarik dan lengkap. Itu semua dimiliki Malang.
"Nah untuk membedakan wisata Malang dan lainnya maka dibutuhkan sebuah konsep perjalan wisata yang berbeda. Inilah yang kita angkat di FGD ini," ujar Vitria.
Di samping itu story telling dalam memperkuat strategi pengembangan pariwisata Malang juga sama pentingnya.
Dengan sebuah konsep story telling yang baik, maka akan semakin membuat wisatawan tertarik berwisata ke Kota Malang. Menurut Vitria, Malang harus memiliki sebuah cerita yang diangkat. Dengan itu akan menambah pengalaman dari wisatawan.
"Ini yang menjadi pembeda antara wisata Malang dan daerah lainnya. Ada sebuah cerita unik dibalik setiap destinasi yang ditawarkan. Ini yang akan memantik rasa penasara wisatawan," paparnya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adyani mengatakan, Malang juga harus memanfaatkan digitalisasi.
Kerjasama dengan berbagai platform perjalanan wisata digital mutlak dilakukan. Dengan itu akan semakin mempermudah wisatawan mencari paket terbaik yang diinginkannya.
"Di era digital, aplikasi yang menawarkan paket perjalanan wisata yang sangat banyak dan ditambah dengan fitur pay later semakin memudahkan kaum milenial dalam traveling. Ini harus dimanfaatkan dengan membangun kerjasama dengan berbagi platform tersebut. Karena wisatawan saat ini mencari perjalanan wisata yang menawarkan berbagai kemudahan," ujar Giri.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini menyebut jika FGD ini menyasar seluruh stakeholder pariwisata Malang.
Terutama pengelola kampung wisata. Karena kampung wisata menjadi sebuah keunggulan yang dimiliki oleh Kota Malang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.