Menpora RI: Grand Design Kepemudaan Penting untuk Tolak Ukur Pembangunan Pemuda
Zainudin Amali berharap semua kegiatan kepemudaan harus ada Grand Design dan parameter serta ukuran yang bisa dijadikan pegangan
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali berharap semua kegiatan kepemudaan harus ada Grand Design dan parameter serta ukuran yang bisa dijadikan pegangan berhasil atau tidaknya.
Harapan itu disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kepemudaan Tahun 2020 secara virtual di Situation Room Kantor Kemenpora, Jakarta.
"Semua kegiatan kepemudaan harus ada parameter dan ukuran yang bisa dijadikan pegangan. Apakah kegiatan baik pengembangan maupun pemberdayaan pemuda itu berhasil atau tidak. Bappenas juga telah memiliki ukuran tentang Indeks Pembangunan Pemuda," kata Menpora RI Zainudin Amali, Senin (9/11/2020) sore.
Menurutnya, kegiatan Rakornas ini harus juga bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya.
Karena tanggungjawab pengembangan, pemberdayaan dan pembinaan kegiatan-kegiatan kepemudaan ini bukan hanya menjadi tanggungjawab Kemenpora saja, seluruh stakeholders punya tanggungjawab untuk mengembangkan dan memberdayakan pemuda yang berjumlah 24% dari seluruh penduduk Indonesia.
"Kita harus siapkan betul bagaimana pemuda hari ini dan kedepannya. Terlebih akan menghadapi bonus demografi. Pemerintah sangat serius mempersiapkan itu. Program yang kita dorong bagaimana menyiapkan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing," tutur Menpora RI.
Program Kemenpora telah sejalan dengan apa yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pemuda menjadi pelaku utama, menjadi subjek dari pembangunan itu sendiri. Masa depan bangsa pemudalah yang akan mengendalikan kepemimpinan bangsa ini di segala sendi kehidupan.
"Saat ini kita belum pada satu tataran konsep yang sama. Untuk itu kita butuhkan Rakornas ini dengan melibatkan semua stakeholder, bukan hanya Kemenpora tetapi melibatkan kementerian/lembaga lainnya yang didalamnya ada program-program kepemudaan," urainya.
Setiap kebijakan yang diambil, lanjut Menpora RI, implementasinya ada didaerah. Itu sebabkan Menpora RI sangat mengapresiasi Rakornas ini.
"Saya sangat apresiasi kegiatan ini, karena ini kesempatan untuk membicarakan tetang kepemudaan. UU Kepemudaan No.40/2009 memang sudah banyak perkembangan yang harus diakomodir oleh aturan ini," katanya.
Saat ini Kemenpora sedang mendorong revisi UU tentang SKN, semoga hal ini cepat selesai dan Kemenpora akan masuk ke dalam revisi tentang UU Kepemudaan dan UU Kepramukaan.
"Grand Design tentang pembinaan kepemudaan dan keolahragaan adalah satu hal yang penting, berbagai kegiatan dan berbagai program tanpa grand design, tanpa roadmap yang jelas maka akan sia-sia, karena tidak bisa mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalannya," jelasnya.
Menpora RI juga berharap hasil dari Rakornas ini akan dijadikan rekomendasi untuk pemerintah menghasilkan kebijakan kepemudaan kedepan.
"Saya berharap akan lahir rekomendasi penting yang akan menjadi pijakan bagaimana arah pengembangan dan pemberdayaan pemuda kedepan. Semoga ukuran dan indek yang diberikan Bappenas bisa segera di capai terutama indeks pembangunan pemuda untuk 2020-2024 dan saya berharap bisa lampaui itu," tegasnya.(*)