Maksimalkan Potensi Komoditas Kearifan Lokal, KKP Resmikan Kampung Budidaya Nila di Sulawesi Utara
Pembangunan kampung perikanan budidaya terus dilakukan secara simultan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di berbagai daerah seluruh Indonesia.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pembangunan kampung perikanan budidaya terus dilakukan secara simultan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di berbagai daerah seluruh Indonesia. Tidak terkecuali dengan kampung perikanan budidaya ikan nila di Desa Warukapas, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara di bawah binaan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menyatakan bahwa konsep pembangunan kampung perikanan budidaya ialah sebagai pendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berkelanjutan dengan menyinergikan berbagai potensi yang ada di daerah. Potensi itu yang coba digali oleh KKP di Sulawesi Utara yang memiliki permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan air tawar seperti ikan nila.
“Dari sisi teknis, ikan nila menjadi salah satu komoditas unggulan budidaya air tawar, karena pertumbuhannya cepat, tingkat resistensi yang tinggi terhadap penyakit, dapat bertahan pada perubahan lingkungan serta fleksibilitas dalam media pemeliharaan,” ujar Tebe sapaan akrabnya.
Lebih lanjut Tebe menilai bahwa partisipasi masyarakat sebagai penggerak utama dalam kampung budidaya seperti di Desa Warukapas menjadi kunci kesuksesan dan keberlanjutan usaha, apalagi masyarakat setempat menjadikan usaha pembudidayaan ikan sebagai sumber penghasilan utama.
“Dengan adanya kampung budidaya di Minahasa Utara ini diharapkan dapat mewujudkan kawasan budidaya yang tertata dan terintegrasi, serta produktivitas yang meningkat dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,” pungkas Tebe.
Senada dengan Tebe, Kepala BPBAT Tatelu, Carlos Lisbon Sirait menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah untuk keberhasilan pembangunan kampung budidaya nila ini. Menurutnya peran aktif dan support dari seluruh pemangku kepentingan turut mendukung pemanfaatan potensi besar yang dimiliki oleh Desa Warukapas.
“Melihat animo masyarakat yang antusias dengan program kampung budidaya nila ini, BPBAT Tatelu siap berperan dalam memberikan pendampingan teknologi baik dalam pembenihan maupun pembesaran. Untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi akan benih nila berkualitas, kami akan perkuat dengan pelatihan dan pembentukan Unit Pembenihan Rakyat agar masyarakat dapat semakin mandiri, serta kampung budidaya yang dibangun dapat semakin maju dan berkembang,” tandas Carlos.
Sementara itu, Ketua Pokdakan Dosniroha dari Desa Warukapas, Marto mengungkapkan bahwa cukup banyak masyarakat di desanya yang melakukan usaha budidaya ikan secara berkelompok maupun individu. Hal ini disebabkan permintaan yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar, rumah makan hingga depot ikan di wilayah Minahasa Utara dan sekitarnya.
“Sejak masa pemulihan ekonomi, permintaan pasar mulai kembali normal, bahkan cenderung meningkat, kami sudah berencana untuk meningkatkan produksi kami dengan menambah jumlah kolam dan menyosialisasikan kepada warga untuk dapat membentuk kelompok-kelompok baru, agar bantuan pemerintah dapat masuk ke desa kami. Dukungan yang paling kami harapkan adalah perbaikan jalan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi sehingga kesejahteraan pembudidaya dapat terwujud,” beber Marto.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Minahasa Utara, Jan Sinaulan berkata bahwa pihaknya siap untuk mendukung keberhasilan program kampung perikanan budidaya yang telah ditetapkan.
Selain pendampingan yang berkelanjutan kepada pembudidaya terkait Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) maupun Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), dukungan berupa perbaikan jalan produksi serta sarana dan prasarana budidaya juga telah disiapkan untuk tahun ini.
“Kebutuhan pasar lokal yang tinggi akan ikan nila menjadi potensi yang harus digarap secara maksimal yang akan bermuara kepada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat serta peningkatan kesejahteraan pembudidaya. Dengan adanya kampung perikanan budidaya ikan nila di Desa Warukapas ini, diharapkan dapat menjawab kebutuhan pasar tersebut,” tutup Jan Sinaulan.
Sebagai informasi, total potensi lahan di Desa Warukapas mencapai 400 hekatre dengan luas areal budidaya yang telah dimanfaatkan mencapai 226 hektare dengan rata-rata luas per unit kolam mencapai 700 meter persegi. Hasil produksi mencapai sekitar 50-60 ton per bulan.
Seperti diketahui Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah mencanangkan 3 program terobosan dengan dua di antaranya mendukung pengembangan perikanan budidaya di Indonesia meliputi pengembangan perikanan budidaya yang berorientasi ekspor, dengan komoditas unggulan antara lain udang, lobster, kepiting, serta rumput laut, serta pembangunan kampung perikanan budidaya sesuai dengan kearifan lokal.(*)