Rerie: Gagasan Besar Ratu Kalinyamat Bagian dari Memori Kolektif Bangsa
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan Ratu Kalinyamat dalam sejarahnya meletakkan sebuah tatanan yang langgeng dalam ingatan masyarakat.
Editor: Content Writer
Sehingga, ujarnya, bangsa ini harus terus menggali fakta sejarah untuk membuktikan kebenaran cerita-cerita di masa lalu.
Perjuangan Ratu Kalinyamat, tambah Imam, merupakan modal besar memori kolektif bagi perjalanan bangsa ini, terutama terkait gagasan poros maritim yang di gagas Ratu Jepara itu.
Pada Arsip Nasional, ujar Imam, ada bukti-bukti bahwa konsep pertahanan wilayah kerajaan di nusantara berorientasi pada kawasan maritim.
Kondisi itu berubah sejak Belanda menjajah Indonesia, sejak Daendels membangun jalan sepanjang Pulau Jawa pola pertahanan wilayah ketika itu beralih menjadi berorientasi ke daratan.
Bukti-bukti tentang pola pertahanan berorientasi maritim pada masa kerajaan nusantara, ujar Imam, harus diperjuangkan dengan baik. Perjuangan Ratu Kalinyamat merupakan momentum bagi kearsipan nasional untuk menggali sejarah maritim bangsa ini.
Pakar Sejarah Indonesia Kuno, Siti Maziyah berpendapat memori kolektif bangsa terkait dengan tentang kesadaran pengalaman masa lampau yang hidup kembali yang diyakini secara bersama.
Ratu Kalinyamat, menurut Siti, baru dipahami secara lokal oleh masyarakat Jepara dan belum menjadi pengetahuan masyarakat luas.
Jepara di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat, memiliki pelabuhan yang ramai, karena Jepara ketika itu merupakan pusat perdagangan di nusantara dan mancanegara.
Sehingga, tambah Siti, Ratu Kalinyamat ketika itu bukan hanya Ratu yang memimpin Jepara, tetapi juga memiliki hubungan diplomatik dengan banyak kerajaan mancanegara, dan menguasai jalur perdagangan yang ramai.
Menurut Siti, peninggalan arkeologi di pertengahan abad ke-16 di masa Ratu Kalinyamat, memperlihatkan hubungan kerajaan Jepara dengan kerajaan Tiongkok yang erat, yang ditandai dengan ornamen bunga di beberapa benda-benda peninggalan di masa itu.
Diakui Siti, di Jepara Ratu Kalinyamat memang merupakan tokoh sentral di masa itu yang terlihat pada upacara tradisi dalam rangka hari jadi Jepara dan upacara menjelang Ramadan.
Sehingga fakta-fakta perjuangan Ratu Kalinyamat, menurut Siti, perlu dinasionalkan karena sepak terjang Ratu Jepara di pertengahan abad ke-16 berdimensi ekonomi, politik, sosial dan budaya yang sangat penting dalam membangun nilai-nilai kebangsaan setiap anak bangsa.
Pakar Sejarah dari Universitas Negeri Malang, Daya Negri Wijaya menyayangkan dalam historiografi nasional Ratu Kalinyamat tidak banyak dibahas. Literasi terkait perjuangan Ratu Kalinyamat pun, ujarnya, tidak banyak dijumpai.
Padahal, tambah Daya, historiografi Portugis sering menyebut Rainha de Jepara sebagai momok yang mengancam eksistensi Malaka yang ketika itu dikuasai Portugis.