Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yandri Susanto Tekankan Pentingnya Literasi dan Pengetahuan Tentang Obat dan Makanan

Wakil Ketua MPR RI, H. Yandri Susanto, S.Pt, menyebutkan keberadaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat strategis.

Editor: Content Writer
zoom-in Yandri Susanto Tekankan Pentingnya Literasi dan Pengetahuan Tentang Obat dan Makanan
dok. MPR RI
Yandri Susanto saat menghadiri sosialisasi “Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Bersama Tokoh Masyarakat” di Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Serang, Banten, Rabu (5/4/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI, H. Yandri Susanto, S.Pt, menyebutkan keberadaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat strategis karena memberi keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam mengkonsumsi obat dan makanan.

Kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang dilakukan BPOM secara langsung kepada masyarakat akan membuat masyarakat sadar untuk tidak mengkonsumsi obat dan makanan yang mengandung zat yang membahayakan tubuh manusia.

“Badan POM ini harus kita support. Saya mengapresiasi kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang diselenggarakan BPOM untuk memberikan penjelasan secara langsung dari BPOM kepada masyarakat tentang obat dan makanan,” kata Yandri Susanto.

Hal ini disampaikannya dalam penyelenggaraan kegiatan “Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Bersama Tokoh Masyarakat” yang merupakan hasil kerja sama MPR RI dan BPOM di Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Serang, Banten, Rabu (5/4/2023).

Kegiatan KIE ini dihadiri Plh Kepala Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan BPOM Pusat Indra Jaya Sukma, S.Kom, M.Kom, Plt Kepala Balai Besar BPOM Serang Faisal Musatofa Kamil, S.Si, Apt, dan diikuti para peserta antara lain para kepala desa/lurah, Ketua RT, Ketua RW, ibu-ibu PKK di sekitar pondok pesantren.

Menurut Yandri, sosialiasi "Komunikasi, Informasi, dan Edukasi" dari BPOM tentang obat dan makanan ini sangat penting karena menyangkut rutinitas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu makan. Masyarakat seringkali lupa bahwa  makanan sangat menentukan kondisi tubuh sehari-hari, apakah akan membuat keadaan kita sehat atau tidak.

“Misalnya makanan untuk berbuka seperti gorengan atau jajanan pasar. Masih ada makanan atau jajanan yang murah tapi membahayakan, misalnya makanan yang murah dengan tampilan yang berwarna-warni. Padahal, bisa saja makanan itu memakai zat pewarna untuk pakaian (tekstil), boraks, atau formalin. Ini tentu sangat membahayakan bagi kesehatan yang akibatnya baru dirasakan lima tahun atau sepuluh tahun kemudian,” kata Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN ini.

Berita Rekomendasi

Yandri menambahkan kegiatan KIE yang dilakukan BPOM akan menambah pengetahuan dan wawasan warga masyarakat. “Para peserta diharapkan dapat menyebarkan informasi atau pengetahuan tentang obat dan makanan ini kepada orang-orang terdekat di sekitarnya. Kita berharap setelah mengikuti forum KIE ini, para peserta bisa menjadi ujung tombak yang mensuport BPOM untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas,” ungkap anggota Komisi VIII DPR ini.

Yandri menekankan pentingnya literasi atau pengetahuan tentang obat dan makanan. “Obat dan makanan menjadi hal yang sangat strategis untuk kita kawal bersama. Para kepala desa/lurah, Ketua RT, Ketua RW, bisa menyebarkan pengetahuan tentang obat dan makanan yang sehat dan tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh," tutur anggota DPR dari Daerah Pemilihan Banten II meliputi Kabupaten dan kota Serang, dan kota Cilelgon ini.

"Pengetahuan tentang obat dan makanan ini juga bisa disebarluaskan para ustad atau penyuluh agama sampai di tingkat paling bawah. Apa yang dilakukan para pejuang-pejuang untuk pengawasan obat dan makanan ini juga menjadi dakwah kepada manusia supaya sehat jasmani dan rohani,” tambahnya.

Sementara itu Faisal Mustafa Kamil menjelaskan masyarakat agar memperhatikan keamanan pangan (makanan) yang dikonsumsi. Dalam hal ini, BPOM menjamin pangan (makanan) yang beredar di masyarakat.

“Masyarakat agar memilih makanan yang baik, aman, serta bergizi. Sebab, masih ada pedagang-pedagang yang nakal ingin mendapatkan untung banyak tapi melanggar aturan, seperti menambahkan bahan-bahan berbahaya,” katanya.

Dalam paparannya dengan judul “Waspadai Pangan Tercemar”, Faisal mengungkapkan ada tiga cemaran dalam makanan. Pertama, cemaran kimia seperti boraks, pewarna buat pakaian, formalin, yang ditambahkan dalam makanan. Kedua, cemaran biologi seperti virus, parasite, mikroba, bakteri dalam makanan. Ketiga, cemaran fisik seperti potongan kayu, staples, rambut, serpihan cat, dan lainnya.

Sementara, Indra Jaya Sukma memperkenalkan aplikasi BPOM Mobile untuk mengetahui obat dan makanan yang sudah teregistrasi di BPOM. Dia mendorong masyarakat untuk mengunggah aplikasi BPOM Mobile. Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua MPR Yandri Susanto pun sudah mengunggah aplikasi BPOM Mobile dan mempraktikannya pada satu produk obat. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas