Indro Gutomo: Peran Besar Guru Menciptakan Agen Perubahan di Era Indonesia Emas 2045
Dialog delegasi pimpinan MPR RI dengan 18 orang guru PPKn dari Kota Bengkulu diselenggarakan di Rumah Kebangsaan Gedung MPR RI.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Rumah Kebangsaan Gedung MPR RI pada hari Rabu (17/5/2023) kedatangan tamu sekitar 18 orang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PPKn Kota Bengkulu.
Rombongan guru dari Bengkulu merupakan tamu delegasi Pimpinan MPR RI, yang sengaja datang untuk dapat beraudensi dan mendapatkan wawasan ketatanegaraan khususnya tentang kelembagaan MPR RI.
Dalam acara tersebut, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI Indro Gutomo, SH, MH beserta staf menerima delegasi dan langsung mengarahkan mereka ke Ruang Samithi, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, untuk melakukan dialog dan serap aspirasi.
Dalam dialog, Indro Gutomo mengungkapkan bahwa peran dan kiprah seorang pendidik atau guru itu sangat penting, karena perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Melihat fakta itu, sudah semestinya seorang guru harus bangga dengan peran dan fungsinya itu, apalagi yang dididik dan dibina seorang guru itu adalah, anak-anak generasi penerus bangsa, mulai dari tingkat pendidikan usia dini atau TK, sekolah dasar, sekolah menengah sampai pendidikan tinggi.
"Tidak mudah memang, tapi peran guru itu langsung atau tidak langsung, ikut menciptakan sosok seorang anak sebagai agen pembangunan dan pembaharuan/ perubahan untuk dipersiapkan menghadapi era Indonesia emas di tahun 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Di masa itu, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya," ujarnya.
Tapi, lanjutnya, guru jangan sampai terlena. Sebab, era modernisasi dan kecanggihan teknologi digital selain efek positif juga memiliki efek negatif yang justru bisa menjadi hambatan dan kendala bagi seorang guru dalam fungsinya memberikan pendidikan bagi siswanya.
“Smartphone saat ini juga menjadi sarana penyebarluasan ajaran radikal yang dapat membahayakan wawasan kebangsaan dan keutuhan NKRI”, imbuhnya.
Selain itu guru harus senantiasa melakukan upgrading atau terus meningkatkan skill dan kualitas dirinya agar senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan jaman.
Untuk menciptakan siswa yang matang, guru harus selalu mengasah karakter pribadinya. Inilah pentingnya pembangunan karakter. Pribadi guru yang baik akan menciptakan generasi penerus yang baik pula. Bapak ibu guru adalah garda terdepan dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila. Bila nilai-nilai tersebut senantiasa diimplementasikan, kami yakin Profile Pancasila akan terlihat dalam setiap pribadi seorang guru.
Dialog yang dimoderatori pegawai Humas Setjen MPR Try Syilvani yang berlangsung mengalir penuh keakraban itu, juga diisi pemaparan materi oleh pemateri Ahmad Faroby, tentang tugas serta wewenang lembaga MPR dan profil para Pimpinan MPR RI serta Program Sosialisasi Empat Pilar yang sedang gencar diselenggarakan MPR di berbagai daerah di Indonesia.
Di penghujung acara, dibuka sesi tanya jawab dan serap aspirasi dari delegasi kepada MPR RI. Di momen itu, banyak pertanyaan, masukan, ide serta gagasan yang mengalir dari delegasi guru. Diantaranya, seputar keinginan para guru agar kesejahteraan guru terutama guru honorer, lebih diperhatikan. Lalu, tentang keinginan para guru untuk ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan Sosialisasi Empat Pilar bersama MPR RI, untuk menambah wawasan kebangsaan guru dan siswa. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.(*)