Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sambut IDCTA, Bamsoet Dorong Pengembangan Perdagangan Karbon dalam Kegiatan CDC 2023

Ketua MPR RI Bamsoet mendorong pengembangan perdagangan karbon dan digital dalam membantu peningkatan pendapatan penduduk Indonesia.

Penulis: Fransisca Andeska
Editor: Content Writer
zoom-in Sambut IDCTA, Bamsoet Dorong Pengembangan Perdagangan Karbon dalam Kegiatan CDC 2023
Istimewa
Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menerima Pengurus Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA), di Jakarta, Selasa (5/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung rencana Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) dalam menyelenggarakan event Carbon Digital Conference 2023 pada 8-10 November 2023 di Bali. 

Menurutnya, diselenggarakannya kegiatan ini guna membahas berbagai upaya pelaku perdagangan karbon dan digital dalam mengambil peluang sekaligus mengatasi tantangan seputar ekonomi perdagangan karbon.

"Pengembangan perdagangan karbon bisa meningkatkan pendapatan antar penduduk di berbagai provinsi melalui penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan. Seperti konservasi dan reboisasi, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata. Carbon Digital Conference juga menjadi ruang bagi pelaku startup teknologi iklim untuk menunjukan kehebatan mereka melakukan disruptif dalam industri ramah lingkungan," ujar Bamsoet usai menerima Pengurus IDCTA, di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Adapun beberapa pengurus IDCTA yang hadir antara lain, Ketua Umum Riza Suarga, Wakil ketua Umum Poempida Hidayatulloh, serta Bendahara Umum Muh Muthowali Kuntjoro.

Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Sebut Pentingnya Ingatkan Netralitas TNI dan Polri dalam Sambut Pemilu 2024

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini juga mengajak para pelaku usaha memanfaatkan Perpres No.98/2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK). 

Sebagai upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 maupun Nationally Determined Contribution (NDC) berupa penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

"Sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara penggerak yang melakukan penanggulangan perubahan iklim berbasis pasar di tingkat global menuju pemulihan ekonomi berkelanjutan," jelas Bamsoet.

Baca juga: Hadiri Pembukaan KTT ASEAN Ke-43, Bamsoet Apresiasi Kepemimpinan Jokowi Sebagai Ketua ASEAN 2023

Berita Rekomendasi

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI memprediksi potensi perdagangan karbon di Indonesia mencapai Rp 350 triliun. 

Hal itu dikarenakan Indonesia mampu menyerap sekitar 113,18 gigaton karbon. Diperoleh dari luasnya hutan hujan tropis yang merupakan terbesar ketiga dunia dengan luas area 125,9 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton. 

"Serta luas hutan mangrove mencapai 3,31 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton karbon per hektar atau setara 33 miliar karbon untuk seluruh hutan mangrove, ditambah lahan gambut terluas di dunia dengan area 7,5 juta hektar yang mampu menyerap emisi karbon mencapai sekitar 55 miliar ton," tutup Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet dan Menpora Matangkan Pembentukan Akademi Digital Motorsport Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas