Menparekraf Optimistis Kinerja Sektor Parekraf Berlanjut pada Tahun 2024
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yakin kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2024 akan berlanjut positif
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, yakin kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2024 akan berlanjut positif, sehingga mampu memberikan dampak yang lebih luas untuk pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Jakarta, Senin (20/11/2023), Menparekraf Sandiaga mengatakan optimisme tinggi ini tidak lepas dari capaian sektor parekraf yang juga terus meningkat khususnya pasca pandemi.
"Nilai devisa pariwisata sudah mencapai angka yang sangat signifikan dari target yang sudah ditetapkan," ujar Sandiaga Uno.
Baca juga: Sandiaga Uno: Konser Coldplay di Jakarta Dorong Peningkatan Jumlah Wisatawan
Begitu juga untuk nilai ekspor produk ekonomi kreatif. Hingga Juni 2023, tercatat sudah mencapai 11,8 miliar dolar AS. Hasil “Expert Survey” dalam outlook pariwisata dan ekonomi kreatif 2023/2024 menyebutkan, sebanyak 77 persen pakar menilai kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif dalam keadaan baik dan 36 persen optimistis kondisi pariwisata di tahun 2024 akan bisa melewati angka sebelum pandemi.
Ia juga menambahkan, hal lain yang membuat optimistis ini terjadi adalah nilai tambah produk ekonomi kreatif yang menunjukkan angka signifikan.
Pertumbuhan nilai tambah ekonomi kreatif tertinggi ada di sektor transportasi dan pergudangan, jasa lainnya, penyediaan akomodasi, serta makan dan minum. Per triwulan III tahun 2023, nilai tambah ekonomi kreatif telah mencapai Rp1.054 triliun atau sekitar 82,13 persen dari target sebesar Rp1.279 triliun.
Baca juga: Berkontribusi Besar ke Perekonomian, Anak Muda Diajak Berwirausaha Sektor Ekonomi Kreatif
Hal yang sama juga tercatat pada devisa ekspor ekonomi kreatif yang telah mencapai 17,4 miliar dolar AS. Amerika Serikat masih menjadi tujuan ekspor terbesar dengan subsektor fesyen, kriya, dan kuliner masih mendominasi.
"Dengan fluktuasi dan ketegangan geopolitik, kami berharap ini tidak akan berdampak kepada hasil akhir (target) yaitu di atas 27 miliar dolar AS. Kinerja ekonomi kreatif Indonesia kita harapkan akan lebih baik. Oleh karena itu teman-teman semua jangan ditinggalkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia," tambahnya.
Dalam kesempatan ini juga, turut hadir sejumlah pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf. (*)