Pelajar Indonesia di Jepang Pamer Keunikan Angklung
Promosi budaya Indonesia di Jepang tidak habis-habisnya dilakukan warga Indonesia yang ada di Jepang.
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Promosi budaya Indonesia di Jepang tidak habis-habisnya dilakukan warga Indonesia yang ada di Jepang. Kini giliran Persatuan Pelajar Indonesia - Osaka Nara (PPI-ON) mengkampanyekan melalui partisipasi mereka di acara peringatan ulang tahun 10 tahun Ouisa (Osaka University International Student Associaton) .
"Menuntut ilmu sembari memperkenalkan budaya Indonesia. Itulah yang dilakukan oleh para pelajar Indonesia yang terhimpun dalam PPI-ON pada konser ulang tahun OUISA ke-10 ini yang dihadiri lebih dari 300 penonton," papar Katya Alvina Canakya anggota tim angklung PPI-ON tersebut khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (10/12/13).
Beberapa negara tampil di acara tersebut. Masing-masing negara berkesempatan menampilkan musik tradisional masing-masing. Dalam kesempatan ini, pelajar Indonesia memperkenalkan angklung sebagai alat musik tradisional Indonesia dengan membawakan tiga lagu yaitu Bengawan Solo, Grandfather's Clock dan Yamko Rambe Yamko.
"Lagu-lagu tersebut dibawakan oleh OAC (Osaka Angklung Club) yang bernaung di bawah PPI-ON. OAC ini memiliki anggota yang terdiri atas pelajar maupun warga negara Indonesia yang bermukim diwilayah Osaka dan Nara."
OAC sudah aktif tampil di berbagai macam acara yang memperkenalkan budaya Indonesia, maupun konser musik profesional.
Di tengah-tengah pekerjaan dan kesibukan sebagai pelajar, mereka meluangkan waktupada tiap akhir minggu untuk berlatih angklung bersama.
"Karena banyak dari kami anggota baru, maka untuk konser kali ini, dibutuhkan waktu kurang lebih dua bulan untuk latihan," ujar Okie Dita sebagai koordinator latihan angklung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.