Berapa Lama Permak Tubuh dengan Suntikan Bisa Bertahan?
Siapa yang tak tergiur dengan biaya murah bisa mendapatkan bentuk tubuh yang seksi. Tapi, berapa lama bentuk tubuh dapat bertahan?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Siapa yang tak tergiur dengan biaya murah bisa mendapatkan bentuk tubuh yang seksi. Tapi, berapa lama bentuk tubuh dapat bertahan?
Menurut pemilik griya kecantikan House of dr Tunjung, dr Tunjung Hanurdaya Soeharsoselama ia berpraktik sejak 1983 lalu, permak payudara dengan suntikan dengan tarif Rp600.000 mampu bertahan selama satu hingga dua tahun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa injeksi tidak mempunyai daya tahan sama terhadap semua orang.
"Di antaranya adalah nutrisi, stres, olahraga, dan hormon. Jika semuanya terjaga, mampu bertahan selama dua tahun," terang Ketua Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (Perdesti) Jawa Tengah ini.
Sementara itu, selain menyuntik, dr Tunjung juga mempunyai teknik tanam benang atau thareadliot untuk perawatan kecantikan. Teknik semacam ini bisa diterapkan pada pantat, payudara, perut, kelopak mata, alis, dan dagu.
Caranya, Tunjung menanamkan benang pada bagian yang dianggap kendor. Maksimal pada delapan bulan, benang tersebut telah diserap tubuh sehingga pasien tidak perlu melepas benang seperti halnya jahitan pada luka.
Secara keseluruhan, ada empat hal yang ditangani griya kecantikan House of Tunjung. Yakni wajah, kulit, tubuh dan rambut. Biaya perawatan di sini juga terbilang sangat terjangkau. Mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 3,5 juta.
Perawatan paling mahal adalah perawatan restylane treatments. Yakni menginjeksi obat di beberapa bagian wajah misalnya bibir, pipi, dan lainnya. Perawatan ini juga bisa untuk menghilangkan kerutan pada kulit luar telapak tangan.
Selama praktik, Tunjung mengaku belum pernah ada satu pasien pun yang mengeluhkan hasil perawatan yang mereka terima. Memang pernah ada satu dua orang yang mengeluhkan. Namun hal itu terjadi lebih dikarenakan pasien tidak mengikuti sarannya.
Misalnya, cerita dia, dulu ada pasiennya yang masuk rumah sakit karena mengonsumsi obat penurun berat badan. Selama mengonsumsi obat tersebut, si pasien dilarang untuk melakukan olahraga berat.
Namun karena mungkin ingin hasilnya lebih cepat, lanjut Tunjung, si pasien malah berpuasa dan melakukan senam. "Selama ini jika pasien menurut, tidak ada yang mereka keluhkan," jelasnya.