Lembaran Baru Louis Vuitton Ada di Tangan Nicolas Ghesquière
Peragaan busana koleksi musim gugur-dingin 2014 dari Louis Vuitton menutup perhelatan Paris Fashion Week membawa babak baru label fashion ini.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Peragaan busana koleksi musim gugur-dingin 2014 dari Louis Vuitton menutup perhelatan Paris Fashion Week, Rabu (5/3/2014).
Peragaan busana ini menjadi salah satu yang paling dinantikan. Ini adalah peragaan busana perdana bagi Nicolas Ghesquière, creative director Louis Vuitton yang baru.
Nicolas menggantikan Marc Jacobs, pria yang selama 16 tahun bekerja untuk rumah mode Perancis itu.
Dalam kariernya, Marc telah membuat terobosan dengan menghadirkan koleksi busana siap pakai (ready to wear). Nafas segar hadir lewat koleksi tas monogram hasil kolaborasinya dengan seniman jalanan.
Penjualan produk Louis Vuitton juga mengalami peningkatan sejak Louis Vuitton berada di bawah arahan desainer asal New York itu. Marc berhasil mengomersialkan produk mewah tersebut.
Sekarang harapan berada di pundak Nicolas.
Melihat rekam jejaknya sebagai creative director Balenciaga selama 15 tahun, Nicolas memang terbukti sebagai visioner yang jenius dengan kekreativitasan yang tak tiada bandingnya.
Para pemerhati mode berekspetasi tinggi padanya. Mereka penasaran sentuhan baru seperti apa yang desainer Perancis ini berikan pada koleksi busana dan aksesori rumah mode yang usianya lebih dari seabad itu.
"Ini adalah hari yang paling menyenangkan. Anda bisa merasakan energinya di dalam ruangan," ujar Anna Wintour, pemimpin redaksi majalah Vogue Amerika kepada New York Times.
Sebagai koleksi perdananya, Nicolas menampilkan sederet busana yang sarat nuansa tahun 70an. Sweater turtle neck, rok mini siluet A, chelsea boots, busana bermotif geometris, bahan tweed, dan jaket sporty adalah beberapa item yang dominan pada koleksi ini.
Garis rancangan Nicolas yang minimalis menciptakan sentuhan modern yang menarik pada koleksi ini.
Bahan kulit turut mendominasi, mereferensikan kejayaan Louis Vuitton yang dikenal sebagai penghasil produk mewah berbahan kulit.
Bahan kulit sesekali hadir penuh dalam rupa coat, ada pula sebagai aksen, misal sebagai panel pada rok dan blouse, menyumbangkan kesan edgy.
Yang menjadi perhatian adalah munculnya tas-tas monogram mini. Nicolas juga menambahkan semacam sarung pelindung, sehingga menambah kesan unik.
Nicolas benar-benar memastikan pecinta Louis Vuitton mendapatkan pengalaman berbeda bersamanya. Tak hanya lewat koleksinya. Tapi termasuk cara ia mempresentasikannya.
Tak ada peragaan busana yang megah dan penuh imajinasi seperti Marc hadirkan sebelumnya. Kali ini, tak ada eskalator atau komedi putar di atas panggung. Koleksi Louis Vuitton oleh Nicolas disajikan di museum Louvre yang disulap menjadi ruangan berdesain minimalis.
Tak sia-sia, LVMH, perusahaan yang memiliki Louis Vuitton, memilih Nicolas.
Koleksi perdananya itu berhasil memukau para pemerhati dan pecinta mode yang hadir di peragaan busana tersebut. Jess Cartner-Morley, penulis mode untuk harian The Guardian, mengatakan koleksi tersebut sangat menyegarkan, menyenangkan, dan sanga berirama.
Sementara itu, aktris dan model Chloe Sevigny memuji integritas Nicholas pada garis desainnya untuk memberi nuansa baru pada Louis Vuitton tanpa menghilangkan ciri khas ruma mode tersebut.
"It was very him, it was very Nicolas," katanya.
Louis Vuitton bersama Nicolas siap menyongsong masa depan yang cerah. (Tribun Jakarta/Daniel Ngantung)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.