Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kritik Desainer Iwet Ramadhan, Banyak Anggota DPR Salah Kostum Saat Pelantikan

Desainer Iwet Ramadh mengkritik para perempuan anggota DPR yang menurutnya saltum alias salah kostum ketika menghadiri pelantikan.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kritik Desainer Iwet Ramadhan, Banyak Anggota DPR Salah Kostum Saat Pelantikan
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Anggota DPR terpilih bersiap di Hotel Sultan, Jakarta, sebelum menuju Monumen Pancasila Sakti untuk mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila, Rabu (1/10/2014). Hari ini sebanyak 560 anggota baru Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan dilantik dalam sidang MPR RI Awal Masa Jabatan 2014-2019. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbicara soal batik bersama Iwet Ramadhan seperti tidak menemukan akhirnya. Presenter yang empat tahun terakhir ini menekuni profesi pembatik sekaligus desainer busana batik itu selalu menggebu-gebu ketika bercerita tentang batik.

Semangatnya itu berangkat dari keprihatinannya terhadap masyarakat Indonesia yang walau sudah tumbuh rasa bangganya mengenakan batik ternyata tidak memahami filosofi di balik batik itu sendiri.

"Menurut saya, masih banyak orang yang salah paham terhadap batik. Batik itu teknik. Batik hanya ada di Jawa. Tidak di Papua, Minahasa, atau Kalimantan. Masih banyak orang yang juga tertukar antara batik dan tenun," ungkap Iwet saat ditemui Tribunnews.com di acara peluncuran botol bayi bermotif batik oleh Pigeon, Kamis (3/10/2014), yang bertepatan Hari Batik Nasional.

Pemiliki dua label busana batik ini juga sempat mengkritik para perempuan anggota DPR yang menurutnya saltum alias salah kostum ketika menghadiri acara pengambilan sumpah kemarin.

"Dress code-nya kan baju nasional, bukan busana kawinan. Hampir semuanya pakai baju bermotif batik yang penuh payetan. Kayak mau pergi ke acara kawinan," kritiknya.

Menurutnya, ini menjadi pekerjaan rumah para desainer busana yang menggunakan material batik untuk tidak semerta-merta mendesain busana tanpa memahami makna batik itu sendiri.

Berita Rekomendasi

"Sudah menjadi kebiasaan, kita menelan mentah-mentah tren yang berlaku, payet misalnya, lalu mengaplikasikannya pada batik sehingga malah mengorbankan keindahan motif dan makna batik itu sendiri. Ini tanda kita gagal menjaga kearifan lokal," tegasnya menggebu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas