Keluarga Tidak Bahagia Rentan Munculkan Konflik Sosial
Bahkan, riset-riset menunjukkan sebagian besar konflik sosial dan penyalahguna narkoba dari keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS, JAKARTA – Keluarga merupakan benteng utama bagi bangsa. Keluarga yang sehat maka bangsa tentu akan sehat. Sebaliknya keluarga yang lemah, maka bangsa juga lemah.
Bahkan, riset-riset menunjukkan sebagian besar konflik sosial dan penyalahguna narkoba dari keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia.
“Keluarga merupakan unit terkecil, jika ini tidak segera diatasi maka makin lama menjadi ancaman,” ungkap Bactiar Nasir, Pembina Kokoh Keluarga Indonesia (KKI), di Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Bactiar Nasir yang akrab dengan panggilan UBN (Ustadz Bactiar Nasir) mengatakan, banyak predikat negatif yang disandang oleh Indonesia saat ini.
Selain darurat narkoba, Indonesia secara mengejutkan tercatat sebagai negara penyumbang lonjakan trafik pengunjung situs porno terbesar dunia lewat mobile, menduduki posisi kedua dibawah Turki.
"Padahal, sejak beberapa tahun terakhir, pemblokiran terus digeber Kementerian Kominfo. Parahnya, akses itu terbesar mobile alias lewat handphone," katanya.
Data Kementerian Agama (Kemenag) juga mengungkap fakta mengejutkan, dimana jumlah perceraian meningkat setiap tahun.Survei tahun 2013, menunjukkan jumlah peristiwa pernikahan menurun dari tahun sebelumnya 2.291.265 menjadi sebanyak 2.218.130.
Namun tingkat perceraiannya justru meningkat menjadi 14,6 persen atau sebanyak 324.527 peristiwa. Parahnya, kebanyakan peristiwa cerai dimulai dari sang istri yang mengajukan gugatan, bukan pihak suami yang memberi talak.
"Data tersebut, bukanlah kabar yang menggembirakan bagi kesehatan bangsa yang dimulai dari kesehatan rumah tangganya," katanya.
“Semua sendi keluarga ada dalam ancaman, ayah yang tidak bisa memerankan perannya dengan baik. Ibu menyebabkan keluarga tidak punya imun, sehingga kenakalan remaja, narkoba, free sex, orientasi seksual yang menyimpang, sudah menjadi hal yang biasa di keluarga,” katanya. .
Ditambahkannya, keprihatinan mendalam ini pula yang kemudian melahirkan gerakan untuk kembali mengokohkan keluarga Indonesia. Gerakan dan tablik akbar yang digelar Selasa tanggal 2 Juni 2015 di Masjid Istiqlal mendatang.
Tablik akbar “Kokohkan Keluarga Indonesia dengan Al Qur’an” direncanakan hadir. abliq akbar itu akan hadir Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Prof Dr KH Didin Hafidhudin dan UBN sendiri akan memberikan banyak pandangan untuk mengokohkan keluarga, selain itu hadir jugaibu muda, Oki Setiana Dewi.
KH Didin Hafidhudin mengatakan apa yang terjadi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keluarga. “Pintu masuknya adalah keluarga, kalau kita tidak memperhatikan, maka akan banyak persoalan soisial yang akan muncul,” ungkap Didin.
Karena itu ia berpendapat bahwa menyelesaikan banyaknya persoalan di Indonesia adalah dari keluarga. “Keluarga jadi kunci yang amat penting,” katanya.
Seperti diketahui bahwa tahun ini diperkirakan 5, 8 juta jiwa terpapar narkoba, karena data terakhir menunjukkan angka 4 juta dan grafiknya terus naik. “Sudah sangat memprihatinkan,” tuturnya. (Eko Sutriyanto)