Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Waspada Maraknya Penipuan Keaslian Kadar Perhiasan Emas

Praktik penipuan penjualan perhiasan emas ternyata marak terjadi di Indonesia. Kadar emas yang diklaim penjual tidak sesuai dengan kadar aslinya.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Waspada Maraknya Penipuan Keaslian Kadar Perhiasan Emas
Tribunnews.com/Daniel Ngantung
Pengunjung sedang menyaksikan proses pemeriksaan keaslian kadar emas dengan menggunakan mesin Karatimeter di The Palace, Mal Taman Anggrek, Jumat (29/5/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktik penipuan penjualan perhiasan emas ternyata marak terjadi di Indonesia. Penipuan dalam hal ini, kadar emas yang diklaim penjual tidak sesuai dengan kadar aslinya sehingga mereka memperoleh keuntungan.

"Ini terbukti dari progam pengecekan gratis kadar emas di butik kami," ujar General Marketing Communication The Palace Tanya Alissia, Jumat (29/5/2015).

Sejak awal Mei, The Palace yang merupakan bagian dari Frank & Co, menggelar program pemeriksaan gratis di keempat butiknya di Bekasi, Bandung, Karawaci, dan Jakarta.

Untuk mengecek keaslian kadar emas, The Palace menggunakan mesin Karatimeter yang tingkat keakurasiannya mencapai 99,9 persen. Proses pengecekan hanya memakan waktu kurang dari 5 menit.

Tanya menjelaskan, terdapat tiga jenis kadar emas yang paling baik untuk perhiasan sesuai standar internasional, yakni 75 persen atau 18K, 85 persen, dan 99 persen.

"Dari program tersebut, terungkap hampir 60 persen emas yang dicek ternyata tidak sesuai dengan kadar aslinya. Seingat pemilik, penjual mengklaim perhiasan tersebut berkadar 75 persen, namun kenyataannya setelah diperiksa kadar aslinya hanya 68 hingga 71 persen," terang Tanya.

Dari praktik ini, tambah Tanya, pembeli merugi Rp 25.000 dari setiap gram emasnya.

Keaslian kadar emas mustahil terdeteksi secara kasat mata. Umumnya, ada dua metode pemeriksaan kadar emas, yakni mencelupkannya ke dalam cairan asam sulfat atau menggosok-gosokkan perhiasan tersebut.

"Tapi kedua cara ini kurang efektif karena dapat merusak fisik perhiasan emas," kata Tanya.

Berbeda dari kedua metode tersebut, pemeriksaan melalui Karatimeter sama sekali tidak membahayakan fisik perhiasan emas.

Penggunaan Karatimeter sudah umum di sejumlah negara besar di dunia seperti Tiongkok dan India di mana kasus penipuan emas memang marak terjadi.

"Pemerintah di sana bahkan sangat melindungi konsumen. Konsumen berhak menuntut penjual jika terbukti menjual produk palsu," kata Tanya.

Sementara pengecekan kadar emas dengan Karatimeter di negara tersebut dipungut biaya sekitar Rp 75.000, The Palace menggratiskannya.

Mengklaim sebagai satu-satunya toko perhiasan emas yang memiliki mesin tersebut di Indonesia, The Palace membuka pintunya bagi siapapun yang ingin memeriksakan keaslian kadar emas kapan saja.

Namun khusus Mei ini, The Palace menggabungkan program tersebut dengan program penukaran emas lama dengan perhiasan emas baru. Program ini hanya berlangsung hingga Minggu (31/5/2015) di butik The Palace Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. (Daniel Ngantung)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas