Perusahaan Menanggung Kerugian Dua Kali Lipat Ketika Infrastruktur Virtual Diserang
Perusahaan harus membayar dengan harga yang mahal untuk kembali pulih dari serangan cyber
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan harus membayar dengan harga yang mahal untuk kembali pulih dari serangan cyber, apalagi jika infrastruktur virtual terkena dampaknya pada saat kejadian.
Perusahaan membayar rata-rata lebih dari US$ 800.000 untuk pulih dari pelanggaran keamanan, yaitu dua kali lebih banyak dibandingkan dengan insiden yang hanya melibatkan infrastruktur fisik.
Ini adalah salah satu temuan utama dari laporan khusus mengenai Keamanan the Security of Virtual Infrastructure yang dilakukan oeh Kaspersky Lab, berdasarkan survei di seluruh dunia kepada 5.500 perusahaan yang bekerja sama dengan B2B International pada tahun 2015.
Menurut laporan itu, UKM mengalami pola yang sama seperti perusahaan. Rata-rata UKM melaporkan kerusakan yang mereka terima lebih dari US$26.000 untuk setiap serangan terhadap infrastruktur fisik mereka.
Namun, keterlibatan infrastruktur virtual dalam pelanggaran keamanan ini dapat mendorong kerugian hingga mendekati US$ 60.000.
Virtual Berarti Misi Penting
Alasan utama di balik biaya tambahan jika ada pelanggaran keamanan yang mempengaruhi lingkungan virtual adalah bahwa sebagian besar bisnis menggunakan infrastruktur virtual untuk operasi mereka yang paling penting.
Sementara serangan terhadap node fisik mengarah pada kerugian sementara terhadap akses ke informasi bisnis yang penting dari 36% insiden yang dilaporkan, meningkat menjadi 66% ketika pelanggaran mempengaruhi server virtual dan desktop.
Serangan yang mempengaruhi lingkungan virtual juga lebih sering memerlukan anggaran tambahan pada keahlian pihak ketiga. Perusahaan harus meminta bantuan tidak hanya dari konsultan IT, tetapi juga pengacara, ahli manajemen risiko dan lain-lain.
62% perusahaan yang telah menggunakan platform virtualisasi, cenderung mempercayakan platform tersebut dengan proses bisnis mereka yang paling penting.
Kompleksitas langkah-langkah keamanan dalam lingkungan virtual, serta persepsi yang salah dari lanskap ancaman adalah dua elemen tambahan yang meningkatkan biaya pemulihan lingkungan virtual.
Laporan Kaspersky Lab menunjukkan bahwa 42% perusahaan mempercayai bahwa risiko keamanan di lingkungan virtual secara signifikan lebih rendah dibandingkan lingkungan 'fisik'. 45% perusahaan melaporkan bahwa manajemen keamanan di lingkungan virtual dianggap sebagai sebuah masalah.
Selain itu, hanya 27% dari perusahaan telah mengembangkan solusi keamanan, yang dirancang khusus untuk lingkungan virtual.
"Perusahaan berharap bahwa dengan beralih ke virtual akan menurunkan pengeluaran TI mereka dan merampingkan infrastruktur mereka. Namun, hasil survei menunjukkan bahwa jika tidak ada perhatian yang cukup dikeluarkan untuk masalah keamanan di lingkungan virtual, maka pengeluaran dapat melebihi manfaat. Pandangan kami adalah bahwa perusahaan harus menggunakan solusi keamanan yang disesuaikan dan virtual-aware dengan manajemen terpusat dan pelaporan. Solusi ini juga harus memiliki dampak yang rendah pada sumber daya, tingkat deteksi yang tinggi dan kemampuan untuk melihat aktivitas yang mencurigakan dengan segera," papar Matvey Voytov, Corporate Products Group Manager, Kaspersky Lab.
Untuk mengunduh laporan lengkap dengan statistik tambahan pada penggunaan platform virtualisasi klik disini
Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang Kaspersky Security for Virtualization, solusi yang disesuaikan untuk lingkungan virtual, di situs resmi Kaspersky Lab.