Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kembalinya Kejayaan Batik Kudus di "Pasar Malam"

Potret masa keemasan batik kudus hadir dalam "Pasar Malam", sebuah peragaan tunggal karya desainer Denny Wirawan.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kembalinya Kejayaan Batik Kudus di
Dok. Tim Muara Bagdja
Potret masa keemasan batik kudus hadir dalam Pasar Malam, sebuah peragaan tunggal karya desainer Denny Wirawan. 

Motif beras kecer lantas mewarnai hampir seluruh koleksi, baik sebagai motif utama maupun latar atau pendamping.

Peragaan malam itu dibuka oleh penampilan aktris Atiqah Hasiholan, muse atau pribadi yang menginspirasi Denny dalam meracik koleksi kali ini. Istri aktor Rio Dewanto itu muncul dalam balutan jumpsuit bermotif beras kecer dalam nuansa monokromatik berbalutkan coat hitam yang dihiasi bordiran motif anggrek cattleya.

Permainan motif dan cutting yang simpel menjadi senjata Denny agar batil kudus terasa modern. Pada beberapa dress atau blouse misalnya, Denny memadukan salah satu motif khas batik kudus dangan bahan digital printing bernuansa monokromatik bergambar hutan pinus di Kudus.

Denny juga sesekali saling "menabrak" motif khas batik kudus dengan motif konvensional seperti garis atau kotak-kotak. Seperti ia buat pada sebuah coat panjang bersiluet boxy tanpa lengan.

"Bagian tersulit adalah cross-pattern (silang motif). Bagaimana caranya mengawinkan berbagai jenis motif agar tidak terlihat berantakan," terang Denny yang mulai mengerjakan proyek ini sejak Februari 2015.

Teknik meniban motif yang teksturnya saling bertolak belakang juga Denny aplikasikan. Terlihat sebuah gaun panjang bermotif daun tembaku berpadu manis dengan bordiran bermotif burung merak njraping berukuran besar. Ada pula yang dipadukan dengan bahan jaquard, tweed, dan heringbone. Ada kesan maskulin sekaligus feminin bersamaan.

Berita Rekomendasi

Lewat koleksi ini, Denny memang ingin mengakomodasi kebutuhan perempuan masa kini yang semakin berani mengeksplorasi gaya berbusananya. Selain paduan gaya feminin dan maskulin, Denny juga memberikan opsi busana batik kudus yang kasual dan edgy.

Kesan edgy santer terasa pada pengaplikasikan ritsleting dan kerangka emas sebagai dekorasi di area keliman. Dalam presentasinya, koleksi ini dipercantik dengan aksesori bergaya etnik dalam sentuhan modern dari E.P.A Jewelry karya Eliana Putri Antonio.

Sebelumnya, koleksi ini sudah naik pentas terlebih dahulu di Nottingham, Inggris, dalam rangkaian pameran budaya Indonesia Juni lalu. Karya Denny ini mendapat respon positif dari para tamu.

"Bahkan ada seorang pengusaha yang berniat menggelar fashion show koleksi saya itu di kastilnya untuk sebuah acara amal," kata Denny.

Di "Pasar Malam", batik kudus yang sempat terlupakan kembali bangkit. Denny dan para perajin berhasil membuktikan bahwa wastra tradisional ini dapat sejalan dengan evolusi mode sehingga pantas dilirik lagi.

Di sisi lain, koleksi ini kian memantapkan portofolio Denny sebagai desainer yang piawai dalam mengolah kain tradisional menjadi produk wearable yang modis sekaligus menjangkau seluruh fashionista yang karakter gayanya berbeda-beda.

Koleksi terbaru dari Balijava karya Denny Wirawan ini akan tersedia di Alun-Alun Grand Indonesia mulai akhir September mendatang.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas