CEO Zalora Indonesia Ungkap Bedanya Tren Fashion Domestik dan Luar Negeri
Produk fashion lokal Indonesia, menurut Anthony, terbagi atas produk karya desainer lokal dan produk bermerek indie atau produk distro.
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Zalora Indonesia, Anthony Fung, memaparkan perbedaan tren fashion perempuan di Indonesia dengan di negara lain.
Menurut Anthony, perempuan di Indonesia gemar membeli produk fashion, tak hanya yang bermerek internasional, tetapi juga yang bermerek lokal.
Berdasarkan hal itu, di Indonesia pun tumbuh komunitas desainer dan merek lokal yang begitu besar.
Produk fashion lokal Indonesia, menurut Anthony, terbagi atas produk karya desainer lokal dan produk bermerek indie atau produk distro.
Perempuan Indonesia tampak memiliki ketertarikan terhadap kreasi cutting yang ada pada produk lokal dan tak ditawarkan oleh merek internasional.
Sementara itu, di luar negeri, khususnya di Eropa, perempuan cenderung hanya membeli produk fashion dengan merek internasional. Mereka gemar membeli produk fashion bermerek H&M, Pull&Bear, Zara, Top Shop, dan lain-lain.
Berangkat dari kenyataan tersebut, Zalora, sebagai sebuah e-commerce ternama penyedia produk fashion, berupaya menjajakan produk yang relevan dengan selera pasar di Indonesia.
Terdapat tiga jenis produk yang disajikan Zalora, yakni produk bermerek yang lazim dijual di department stores, produk hasil karya desainer yang harganya disesuaikan menjadi tidak terlalu mahal, dan produk bermerek indie atau produk distro.
Ketika memaparkan hal di atas, Anthony ditemui di Zalora Office, Menara Bidakara 1, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (04/11/2015).