Slackline, Trend Olahraga Freestyle Baru Muda-mudi Kalsel
Slackline, olahraga freestyle menjaga keseimbangan di atas tali nilon lentur kini mulai ngetrend di Kalimantan Selatan.
Penulis: Rahmadhani
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Slackline, olahraga freestyle menjaga keseimbangan di atas tali nilon lentur kini mulai ngetrend di Kalimantan Selatan.
Sejumlah penggiatnya mulai muncul di sejumlah kota di Kalimantan Selatan.
Seperti Rusdiansyah, pemuda asal Kota Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang mulai giat ber-slackline sejak awal 2016 lalu.
"Sebenarnya ramai di Bandung. Yang ngenalkan juga teman-teman dari Bandung waktu main ke sini," ujar Mangga, sapaan akrab dia Senin (28/3/2016).
Dia kerap bermain di Lapangan Dwi Warna Kota Barabai tiap akhir pekan.
Pun demikian dengan Ismail Rahmadhani, yang kerap bermain slackline di Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
"Olahraga yang bagus untuk melatih keseimbangan, fokus dan kesabaran. Apalagi kami juga atlet panjat, jadi sangat berguna menunjang aktivitas panjat kami," ujar pria yang akrab disapa Dani ini.
Olahraga ekstrem ini cukup sederhana, hanya mengenakan tali nilon khusus yang memiliki kelenturan tertentu.
Pemainnya harus bisa menyeimbangkan diri di atas tali nilon yang lebarnya biasanya 2,5 sentimeter dengan ketingguan sekitar 1 meter.
Kelihatannya mudah, tapi sejumlah trik freestyle yang dilakukan perlu keterampilan khusus.
"Kalau tahap awalnya berdiri di atas tali dulu. Kemudian trik the spilts, duduk di atas tali. Trik yang lebih sukit lagi butt bounce, melompat di atas tali dan banyak lagi trik yang lebih rumit," timpal Mangga.
Slackline sendiri merupakan pengembangan dari olahraga ekstrem highline yang dimainkan di tempat yang lebih tinggi seperti tebing dan waterline yang dimainkan di atas air.
Sedangkan slackline lebih pada olahraga freestyle karena dilakukan di tempat yang rendah. (Rahmadhani)