Game Tester, Profesi Baru dengan Penghasilan Menggiurkan
Galih Kartiko, game tester dari PT Gameloft Indonesia mengakui penghasilan game tester di Indonesia belum seperti di mancanegara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika kita lihat sepintas, profesi game tester tampak menyenangkan. Saban hari penekun pekerjaan ini seolah cuma bermain-main gim, tapi mendapat gaji. Betapa mengasyikkan; mereka Anda menjalankan tugas sekaligus menikmati hobi.
Itulah persepsi awam atas game tester. Game tester adalah salah satu dari bagian industri gaming. Profesi ini memiliki peran vital di industri.
Layak orang-orang di profesi ini mendapatkan penghargaan berupa penghasilan tinggi.
Di luar negeri, pendapatan dari profesi ini cukup menggiurkan. Menurut Denny, tester aplikasi sosial media (sosmed) dan komunitas, penghasilan profesi ini di luar negeri bisa mencapai Rp 500 juta setahun.
Hanya saja penghargaan sebesar itu belum berlaku di industri gim Indonesia.
Galih Kartiko, game tester dari PT Gameloft Indonesia mengakui penghasilan game tester di Indonesia belum seperti di mancanegara.
Sistem gaji di dalam negeri memakai sistem upah minimum yang setiap wilayah berbeda-beda. Bahkan, gaji game tester masih di bawah gaji tenaga teknologi informasi seperti programmer maupun desainer gim.
Pendapatan yang besar itu sebanding dengan tugas game tester yang harus menemukan cacat (bug) dan mengeksplorasi gim agar mengetahui kelemahan secara mendetail, sehingga benar-benar game solid ketika dirilis ke pasar.
Durasi pengujian gim yang masih dalam tahap pengembangan ini bisa mencapai dua sampai tujuh bulan.
Menurut Galih, prospek profesi game tester ke depan semakin diperhitungkan.
Pertimbangannya, perkembangan teknologi telepon seluler dan ekspansi layanan internet pesat sangat, sehingga kebutuhan akan gim baru terus berkembang. Alhasil profesi game tester pun sangat dibutuhkan industri gaming.
“Profesi game tester akan menggiurkan kalau banyak perusahaan lokal yang berniat membangun dan mengembangkan gim atau online mobile terutama bidang pendidikan,” jelasnya.
Di sisi lain, Gali melihat sumber daya manusia di industri kreatif Indonesia cukup banyak dan berkualitas tinggi. Semestinya hal ini bisa menjadi modal bagi industri gim di tanah air bisa terus tumbuh.
Reporter: Dadan M. Ramdan