Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Perjuangan Inspiratif Dua Desainer Muda Zelmira: Terbang ke MUFFEST 2017 Seusai Ujian Nasional

Jadi tadi selesai UN jam 1 siang, langsung ke bandara di Semarang terus terbang ke Jakarta. Sudah terburu-buru, pesawatnya delay

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Perjuangan Inspiratif Dua Desainer Muda Zelmira: Terbang ke MUFFEST 2017 Seusai Ujian Nasional
Tribunnews/Jeprima
Para model saat mengenakan koleksi busana Zelmira karya desainer muda Risa dan Rania dengan tema Dandangan di ajang Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2017 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017). Zelmira merupakan brand fashion dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Banat, Kudus, Jawa Tengah binaan dari Djarum Foundation. Pada fashion show kali ini mereka terinspirasi dari tradisi turun temurun di kota Kudus saat menyambut bulan Ramadan, kekayaan ini merupakan warisan dari Sunan Kudus yang masih dilestarikan hingga sekarang. 

Q: Proses terpilih jadi desainer Zelmira seperti apa?

Rania : Jadi waktu itu satu sekolah itu di tes oleh guru. Diminta membuat gambar desain yang banyak, lalu di seleksi. Habis itu ada pihak Indonesian Fashion Chamber (IFC) yang ikut menseleksi. Dari situ terpilihlah empat orang. Saya, Risa, Nafida Royyana dan Nia Faradiska.

Risa : Nah, sesudah terpilih, kami lalu di bawa ke Bali dan Jakarta untuk belajar bagaimana caranya memproduksi hasil rancangan kami. Supaya kami bisa tahu proses produksi dari menggambar desain hingga busana jadi itu seperti apa. Dan setelah jadi, kami semua dibawa ke Jakarta.

Q: Kalian masih belia, susah tidak mempelajari dunia fashion?

Risa : Ya pokoknya kami harus banyak belajar. Ada masa di mana saya juga mengalami putus asa. Misalnya ketika sudah menggambar desainnya benar, tapi pas jadi pakaian kok berbeda banget. Apanya yang salah, bagian mana yang harus diperbaiki.

Pas sudah dibenerin, masih salah juga. Kadang-kadang yang seperti itu bikin mood turun, kesal. Tapi bagaimanapun kami kan harus bangkit. Untungnya ada orangtua yang memberi semangat sejak awal.

Rania : Kalau aku benar-benar kerasa saat fashion show di Hongkong (Asia’s Fashion Spotlight 2016). Jadi ketika masuk sekolah, nggak kepikiran sampai sejauh ini. Di Hongkong itu kami bawa 80 koleksi dan show di dua tempat. Buyer pada tanya soal bahannya apa, pokoknya detail banget. Di situ saya baru tahu, kalau keinginan orang itu berbeda-beda, bukan cuma dari segi desain tapi juga dari sisi bahan.

Berita Rekomendasi

Bicara soal Hongkong, apa efek yang kalian dapat setelah fashion show di sana?

Rania : Ada sebuah toko online yang akhirnya tertarik bekerja sama dengan kami. Jadi mereka memilih 28 desain milik kami.

Bentuk kerjasamanya, kami akan meproduksi 1.200 pieces pakaian, mereka membeli dan menjualnya di toko online itu.

Berarti, kalian sekarang terkenal ya?

Risa : Aku nggak bisa berkata-kata. Kami ini masih anak sekolah lalu masuk ke dunia fashion Tanah Air, buat kami ini wah banget. Aku baru nyicipin. Desainer senior aja kan butuh proses. Makanya bersyukur banget dibantu Djarum Foundation. Ada bakat dan dukungan sehingga bisa jadi seperti ini dan tampil di MUFFEST 2017.

Oh iya, tadi Risa sempat nyaris telat ya sampai ke sini?

Risa : Iya. Saya itu hari ini masih menjalani Ujian Nasional di sekolah. Jadi tadi selesai UN jam 1 siang, langsung ke bandara di Semarang terus terbang ke Jakarta. Sudah terburu-buru, pesawatnya delay karena hujan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas