Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Ternyata Sejarah Penemuan Setrika sudah Ada Sejak 2400 Tahun Lalu

Pada 6 Juni 1882, penemu asal New York itulah yang mendapat paten untuk setrika listrik.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Ternyata Sejarah Penemuan Setrika sudah Ada Sejak 2400 Tahun Lalu
thewirecutter
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada 6 Juni 1882, penemu asal New York itulah yang mendapat paten untuk setrika listrik. Sejak itu, boleh dibilang, pekerjaan melicinkan baju jadi lebih gampang.

Pun biar baju tidak kusut dan cemberut. Tidak perlu repot berurusan dengan setrika yang dipanaskan dengan api yang percikannya bisa membuat baju bolong-bolong.

Setrika listrik generasi pertama itu sebenarnya belum praktis betul. Karena permukaan besi yang dipanaskan cepat sekali menjadi dingin ketika dipakai dan harus dipanaskan lagi.

Padahal untuk mencapai panas maksimum dibutuhkan waktu lama.  Kalau diukur dengan kondisi saat itu, setrika listrik produksi abad ke-19 tadi sudah dianggap lumayan.

Sebelumnya setrikaan lebih mirip seperti lempengan besi yang dipanaskan dengan api.

Maka setiap orang umumnya mempunyai dua atau tiga lempengan besi. Jadi, satu lempeng dipakai untuk menyetrika, lempengan yang lain dipanaskan.

Setrika mencatat sedikit kemajuan ketika arang bisa dimasukkan ke dalam setrika. Orang cukup mempunyai satu buah setrika saja dan panasnya bisa dipertahankan.

BERITA REKOMENDASI

Cuma kalau tidak cermat diperhatikan panasnya, setrikabisa kelewat panas dan baju bisa terbakar atau lengket.

 Di negeri kita, setrika dengan arang sempat populer selama puluhan tahun sampai sekitar tahun '80-an.

Cirinya berwarna gelap, bobotnya berat, dan ada patung ayam di ujungnya. Sampai hari ini pun "setrika ayam" ini masih dipakai di desa-desa.

Pemakaian panas untuk melicinkan pakaian sebenarnya sudah dimulai sejak 2.400 tahun lalu. Pada zaman Yunani atau empat abad sebelum Masehi, bentuk setrika tidak datar, melainkan silinder.

Kain yang hendak dihaluskan seperti digilas dengan besi dan biasanya digunakan untuk membuat lipatan pada jubah.

Baca: Berkat Philips GC505, Busana Bebas Kusut Plus Nyetrika Jauh dari Cemberut


Dua abad kemudian, bangsa Romawi menghaluskan pakaiannya dengan logam rata yang dipukul-pukulkan pada kain.

Pekerjaan ini sungguh membosankan dan menghabiskan waktu, karena itu hanya dikerjakan oleh budak.

Halaman
12
Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas